Friday, March 6, 2015
On March 06, 2015 by Auli in #pengertian teknik industri #teknik industri indonesia #sejarah teknik industri #tentang teknik industri, #prospek kerja teknik industri #pekerjaan teknik industri #keahlian bidang teknik industri, Pendidikanah No comments
Teknik industri adalah cabang dari ilmu teknik yang berkenaan dengan
pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem integral dari
manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi, dan proses.
Bidang keahlian
DI ITB dan beberapa perguruan tinggi
di Indonesia, ilmu Teknik Industri diklasifikasikan ke dalam tiga bidang
keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, dan Sistem Industri dan
Tekno Ekonomi.
- Sistem Manufaktur
Sistem Manufaktur adalah sebuah
sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas,
produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin,
material, energi, dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan,
pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga
keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang
dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi,
Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan Tata Letak
Pabrik, dan Ergonomi.
- Manajemen Industri
Bidang keahlian Manajemen Industri
adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk
penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses
manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi
lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam
Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan, Manajemen Kualitas,
Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran,
Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik.
- Sistem Industri dan Tekno Ekonomi
Bidang keahlian Sistem Industri dan
Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik
industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga
kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang
berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang
keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain
adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika Pemrograman, Operational
Research, dan Sistem Basis Data
Sejarah Teknik Industri
Di dunia
Bagian ini membutuhkan
pengembangan
|
Awal mula Teknik Industri dapat
ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering
ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya
tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah memengaruhi perkembangan
Teknik Industri seperti risalah The Wealth of Nations karya Adam Smith,
dipublikasikan tahun 1776; Essay on Population karya Thomas Malthus
dipublikasikan tahun 1798; Principles of Political Economy and Taxation karya
David Ricardo, dipublikasikan tahun 1817; dan Principles of Political Economy
karya John Stuart Mill, dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini
mengilhami penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas
dari Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya.
"Economic Science" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di
Inggris sebelum industrialisasi America muncul .
Kontribusi penting lainnya dan
mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah profesor ahli
matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi pentingnya adalah
buku yang berjudul On the Economy of Machinery and Manufacturers tahun 1832
yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan
gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian tugas dan bagaimana
proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan
pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles
Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia
menyebutnya "analytical calculating machine" , untuk tujuan
memecahkan masalah matematika yang kompleks.
Di Amerika Serikat selama akhir abad
19 telah terjadi perkembangan yang memengaruhi pembentukan Teknik Industri.
Henry R. Towne menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni
bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian
menjadi anggota American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana
yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne
menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem
manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME
adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick
A. Halsey bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk
mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan
produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi.
Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada
pekerja dalam bentuk insentif.
Henry L. Gantt (juga anggota ASME)
menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga
Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi
karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta
Diagram Gantt (Gantt chart), yang saat ini merupakan diagram yang sangat
populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang Gantt chart
digunakan dalam bidang statistik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis
diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti Program
Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM).
Sejarah Teknik Industri tidak
lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor
Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai
pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota
ASME. Dia menciptakan istilah "Scientific Management" untuk
menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya,
seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan
dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi
seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. Scientific
Management memiliki efek yang besar terhadap Revolusi Industri, baik di Amerika
maupun di luar negara Amerika.
Keluarga Gilbreth diakui akan
pengembangan terhadap Studi Waktu dan Gerak (Time and Motion Studies). Frank
Bunker Gilbreth dan istrinya Dr. Lillian M. Gilbreth melakukan penelitian
mengenai Pemahaman Kelelahan (Fatigue), Skill Development, Studi Gerak (Motion
Studies), dan Studi Waktu (Time Studies). Lillian Gilbreth memeliki gelasr
Ph.D. dalam bidang Psikologi yang membantunya dalam memahami masalah-masalah
manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one
best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang
siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam,
dimana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya
Tabel Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth
menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective
therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya
dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk
pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana.
Saat Amerika Serikat menghadapi
Perang Dunia II, secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk
meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan
ini mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi
optimal. Lebih lanjut saat informasi ini terbongkar. lahirlah Operation
Research. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoritis dan pemahaman
bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang
menyebabkan jurang antara kelompok Operation Research (OR) dan profesi insinyur
terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen
Operation Research dan mengkapitalisasikannya.
Pada 1948 sebuah komunitas baru,
American Institute for Industrial Engineers (AIIE), dibuka untuk pertama
kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang
khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun 1960 dan sesudahnya, beberapa
perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation research dan
menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri. Sekarang untuk pertama kalinya
metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisis, termasuk
metode empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap optimisasi dalam
matematika sebagaimana metode baru dalam analisis statistik membantu dalam
mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan teoritis.
Kemudian, permasalahan Teknik
Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer digital
berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam
jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi
permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan
mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program
"sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan
dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya
menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan
dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri
menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila
terjadi perubahan.
Di Indonesia
Sejarah Teknik Industri di Indonesia
di awali dari kampus ITB Institut Teknologi Bandung pada tanggal 1 Januari
1971. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari
kondisi praktik sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi
sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda,
yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas
produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum
terdapat pabrik mesin.
Di Universitas Indonesia
(www.ui.ac.id), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh
puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni
1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik
Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs resminya di
http://www.ie.ui.ac.id/
Kalau pada masa itu, dijumpai
bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan
konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten,
pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk
mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di
Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan
oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada
perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan
contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga
terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta-apian.
Pada saat itu, dalam menjalankan
profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan
fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar
pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus
pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada
mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan
(maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.
Pada masa itu, seorang kepala pabrik
yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin
dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai
beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah
alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan.
Pengalaman ini menunjukan bahwa
pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik
Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal
pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu
pabrik dan bengkel-bengkel besar.
Sekitar tahun 1955, pengalaman
semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya
perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan
pabrik.
Pada tahun yang sama, orang-orang
Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara
Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh
para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang
baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan
gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.
Pada awal tahun 1958, mulai
diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin,
diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung
Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan
Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh
mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.
Sementara itu pada sekitar tahun
1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang
berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik
Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah
seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas,
Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya
pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan
di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik
industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi
hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang
lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini
mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan,
Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan,
Penyelidikan Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan
Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi
berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik
Mesin ITB.
Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah
upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu
terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.
Profesi Teknik Industri
Seorang insinyur teknik industri
menjadikan industri sebagai titik awal dan pusat pengembangan karirnya.
Insinyur teknik industri terlibat dalam pengorganisasian, desain tempat kerja
dan laju aliran materi dalam proses produksi di pabrik. Lapangan kerja bagi
sarjana teknik industri di zaman sekarang meluas, tidak hanya di manufaktur
tetapi juga di bidang non-manufaktur seperti rumah sakit, toko retail,
perbankan, dan lain-lain. Dalam buku sumber, profesi teknik industri memiliki
kompetensi-kompetensi berikut:
1. Work Design and Measurement
Teknik mengukur performa kerja
supaya standar waktu kerja dapat ditentukan. Dengan begitu, jadwal kerja harian
dapat dirancang dari jadwal produksi total (jangka panjang). Di bidang ini juga
digunakan Predetermined Time Systems.
2. Plant Location and layout
Kemampuan tata letak dan lokasi
pabrik, meliputi mengumpulkan, melakukan kompilasi, dan mengevaluasi data yang
diperlukan untuk membuat keputusan lokasi terbaik untuk pabrik.
3. Engineering Economy
Kemampuan mengimplementasikan sisi
ekonomi dalam engineering. Sesuai yang diajarkan oleh Henry Towne.
4. Production Planning and Inventory Control
Kemampuan mengeset level keseluruhan
output manufaktur untuk mendapatkan rating produksi yang bisa meraih target
perusahaan dan menjaga production force tetap stabil.
5. Statistical Quality Control
Kemampuan mendata output kerja
secara statistik.
6. Linear Programming
Kemampuan menyederhanakan langkah
kerja dan juga menyusun sistem kerja yang linear sehingga mempermudah produksi.
7. Operations Research
Kemampuan untuk survei dan riset
mengenai sistem operasi yang baik dan efisien.
Dengan keahliannya, profesi-profesi
yang tersedia bagi seorang sarjana teknik industri di antaranya:
Konsultan
Seorang sarjana teknik industri dapat mengevaluasi sitem kerja sebuah perusahaan dan mendesain sebuah solusi sistem yang lebih baik, untuk meningkatkan produktifitas perusahaan. 6 fungsi utama dari seorang Konsultan, yaitu:
Seorang sarjana teknik industri dapat mengevaluasi sitem kerja sebuah perusahaan dan mendesain sebuah solusi sistem yang lebih baik, untuk meningkatkan produktifitas perusahaan. 6 fungsi utama dari seorang Konsultan, yaitu:
·
Mengembangkan dan
mengoptimalisasikan potensi-potensi yang ada dalam suatu perusahaan atau
industri.
·
Memberikan saran-saran, menerapkan
pengalaman-pengalamannya dalam suatu perusahaan.
·
Menganalisa permasalahan yang ada
dalam suatu perusahaan.
Sebagai katalisator, dengan mengembangkan sistem manajerial.
Sebagai katalisator, dengan mengembangkan sistem manajerial.
·
Mengadakan pelatihan dan
pembelajaran, Menginovasikan, memadukan, dan menerjemahkan teknologi, program,
dan pemecahan masalah.
Supervisor
Bidang ini mengawasi jalannya sistem produksi di pabrik. Supervisor membutuhkan pengetahuan tentang ergonomi kerja, statistik dan ilmu teknik industri lainnya.
Bidang ini mengawasi jalannya sistem produksi di pabrik. Supervisor membutuhkan pengetahuan tentang ergonomi kerja, statistik dan ilmu teknik industri lainnya.
Manajer
Sejak ditemukannya “scientific
management” oleh Taylor dan “administrative and behaviour management”, sarjana
teknik industri memiliki kompetensi untuk mengatur dan mengoptimasi kerja
organisasi.
Profil Lulusan Teknik Industri
Profil dan Kompetensi Sarjana Teknik
Industri :
-Mampu mengidentifikasi, menformulasikan, dan memecahkan masalah-masalah sistem integral menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional, dan/atau eksperimantal.
-Mempunyai wawasan luas sehingga dapat memahami dampak penerapan keilmuan Teknik Industri terhadap konteks global/sosial.
-Mampu berkomunikasi secara efektif
-Mampu bekerja sama dalam kelompok yang bersifat multi disiplin, baik dalam peran sebagai pemimpin maupun anggota kelompok.
-Mampu menerapkan teknik dan alat analisis baru yang diperlukan dalam menjalankan praktik profesi ke-teknik-industrian-nya.
-Memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika.
-Mampu mengidentifikasi, menformulasikan, dan memecahkan masalah-masalah sistem integral menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional, dan/atau eksperimantal.
-Mempunyai wawasan luas sehingga dapat memahami dampak penerapan keilmuan Teknik Industri terhadap konteks global/sosial.
-Mampu berkomunikasi secara efektif
-Mampu bekerja sama dalam kelompok yang bersifat multi disiplin, baik dalam peran sebagai pemimpin maupun anggota kelompok.
-Mampu menerapkan teknik dan alat analisis baru yang diperlukan dalam menjalankan praktik profesi ke-teknik-industrian-nya.
-Memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika.
Basic Knowledge and Tool
Basic Knowledge :
> Mathematics
> Physical Phenomena
> Engineering Sciences
> Social Sciences
Tool :
> Industrial Engineering Method
> Systemic and Integrated
Process :
> Design
Basic Knowledge :
> Mathematics
> Physical Phenomena
> Engineering Sciences
> Social Sciences
Tool :
> Industrial Engineering Method
> Systemic and Integrated
Process :
> Design
KELOMPOK KEAHLIAN
Rekayasa Sistem Manufaktur
- Perancangan (Design) Ã mampu merancang sistem manufaktur dimulai dari penjabaran kebutuhan pasar menjadi parameter design dan rancangan produk serta sistem manufakturnya.
- Perekayasaan (Engineering) Ã memahami rekayasa transformasi produksi khususnya yang terkait dengan interajsi man, machine dan material.
- Fabrikasi (Manufacturing) Ã mampu menangani proses pembuatan produk serta menguasai metode pengoperasian pabrik dan fungsi manajemen yang terkait serta perbaikannya (improvement).
- Wawasan usaha (Business Insight) Ã mampu mengidentifikasikan kebutuhan pasar serta peluang usaha dan memperkirakan kelayaka usahanya.
Rekayasa Manajemen Industri
- Perancangan (Design) Ã mampu merancang sistem manajemen yang sesuai dengan karakteristik sistem manufakturnya.
- Pengoperasian (Operation) Ã memahami dan mampu menangani proses manajemen (Planning, Organizing, Actuating, Controlling), mampu untuk memimpin, memotivasi serta bekerja sama dengan berbagai unsur yang terkait (Leadership).
- Perbaikan (Improvement) Ã mampu mengenali masalah dan melakukan perbaikan
- Wawasan Usaha (Business Insight) Ã mampu mengidentifikasikan kebutuhan pasar serta peluang usaha dan memperkirakan kelayakan usahanya serta merealisasikannya.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
SIlahkan berkomentar, mari berdiskusi. Untuk bantuan atau permintaan bisa email kami. Semoga bermanfaat :)