Thursday, March 1, 2018
On March 01, 2018 by Auli in Mechanical No comments
Abstrak
Teknologi yang berkembang pesat saat ini merupakan efek
dari kebutuhan manusia yang semakin meningkat, salah satunya yakni teknologi
inspeksi. salah satu teknologi inspeksi yang digunakan adalah metode Eddy
Current Testing. Objek uji yang biasa digunakan berupa bahan ferromagnetik dan
non-ferromagnetik, dengan memanfaatkan prinsip kerja induksi
elektromagnet. Sudah diketahui bahwa bahan nonferromagnetik merupakan bahan
yang mempunyai sifat kemagnetan sangat rendah dan itu mempengaruhi induksi
elektromagnet benda yang akan diuji kecacatannya. Pengujiannya masing-masing
menggunakan konfigurasi koil yang berbeda hingga mendapatkan konfigurasi koil
yang tepat untuk dapat menghasilkan data potensial pada objek.
Kata
Kunci
: Eddy
Current Testing, ferromagnetik, non-ferromagnetik
A. Pendahuluan
Pengujian Eddy
Current berasal dari Penemuan Michael Faradays terhadap induksi
elektromagnetik ditahun 1831. Pada 1879 Hughes merekam perubahan-perubahan
dalam sifat dari suatu kumparan ketika ditempatkan dalam hubungan dengan logam
dari konduktifitas dan permeabilitas berbeda. Namun, itu tidak sampai perang
dunia kedua bahwa efek ini dimanfaatkan dengan praktis untuk pengujian
material. Banyak pengujian yang dilakukan di tahun 1950 dan 1960an, terutama
pada pesawat terbang dan industri nuklir. Pengujian eddy current kini merupakan suatu pengujian yang secara luas
digunakan dan pengujiannya harus dipahami dengan baik dan teliti.
Pengujian Eddy Current digunakan
dalam dua aspek dari Non destructive
Testing. Aspek pertama sebagai alat temuan pada permukaan dan cacat-cacat
di bawah permukaan dan aspek yang kedua sebagai alat penentu karakteristik
metalurgi yang berbeda sebagai pengganti metoda destruktif.
B.
Pembahasan
1.
Prinsip kerja
Arus
eddy adalah arus listrik induksi dalam konduktor oleh medan magnet yang berubah
dalam konduktor. Pusaran arus ini memiliki induktansi dan dengan demikian
menginduksi medan magnet. Bidang ini dapat menyebabkan gaya tolak-menolak,
tarik-menarik, mendorong,
dan efek medan panas. Semakin kuat medan magnet diterapkan, atau semakin besar
konduktifitas listrik konduktor, atau lebih cepat perubahan lapangan, maka
semakin besar arus yang dikembangkan dan semakin besar bidang yang dihasilkan.
Prinsip
kerja dari eddy current test ini
dengan memanfaatkan konduksi elektromagnetik (a) dari arus yang dialirkan pada coil kepada material logam uji. Besarnya
arus dalam rangkaian dapat diketahui dengan ampere meter. Bila pada material
terdapat cacat (b), maka aliran yang mengalir pada pengujian eddy current menjadi lebih panjang dan
hambatan elektrikal dari eddy curent
menjadi lebih besar. Hal ini membuat besar medan magnet berkurang, sehingga arus yang dialirkan akan berkurang.
Arus yang berkurang inilah yang mengindikasi adanya cacat atau perubahan dalam
material uji.
Gambar 1. Prinsip kerja eddy current testing
Sumber: www.youtube.com
2.
Langkah
pengujian Eddy Current Test
Peralatan:
1.
Amperemeter
2.
Kabel
3. Circuit
4. Probes
(coil)
5. Eddy
scope
Bahan:
Benda uji (logam)
Cara kerja:
1.
Bersihkan
alat dan bahan.
2.
Letakkan
benda kerja (lempengan) pada meja kerja.
3.
Susun
rangkaian listrik yang akan digunakan untuk menguji kecacatan suatu material.
4.
Letakkan
probe diatas lempengan dengan
ketinggian ± 1cm.
5.
Amati
besarnya arus yang mengalir pada ampere meter.
6.
Gerakkan
probe diseluruh permukaan benda
kerja.
7.
Amati apakah jarum yang ditunjuk oleh ampere
meter berubah atau tidak.
3. Kelebihan dan
keterbatasan pengujian Eddy Current
Kelebihan menggunakan pengujian Eddy Current yaitu:
1. Pengukuran yang dilakukan bervariasi.
2. Preparasi benda uji sederhana dibandingkan
metode lain.
3. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
4. Sensitivitas tinggi pada crack kecil.
5. Dapat mendeteksi material konduktor dengan
berbagai bentuk geometri.
6. Probe tidak perlu kontak langsung dengan benda uji.
7. Mendeteksi cacat di permukaan dan daerah
dekat permukaan.
Keterbatasan menggunakan pengujian Eddy Current yaitu:
1. Hanya bahan konduktif yang bisa diuji.
2. Kedalaman penetrasi terbatas.
3. Permukaan harus dapat dijangkau oleh probe.
4. Kekasaran dan kehalusan dapat mempengaruhi hasil pengujian.
5. Cacatyang sejajar dengan lilitan coil probe dan scan
probe tidak dapat terdeteksi.
6. Perlu keterampilan dan keahlian tinggi dalam
pengoperasian.
4.
Jenis probe yang digunakan dalam pengujian
a) Pancake probe
Untuk menguji benda
yang permukaannya rata
Gambar 3. Pancake probe
(sumber: Makalah material
testing Eddy Current test dan radiographic
test)
b) Test
probe
Kumparannya dibentuk
sedemikian rupa untuk mengatur arah arus eddy.
a. Encircling coil probe
Gambar 4. Encircling coil probe
(Sumber: Makalah material
testing Eddy Current test dan radiographic
test)
b. Horse-hoe
shaped coil probe
Digunakan untuk mendeteksi cacat berbentuk planar.
Gambar 5. Horse-hoe shaped coil probe
(Sumber: Makalah material
testing Eddy Current test dan radiographic
test)
c. Cross axis coils
Kumparan dibuat dengan arah yang berbeda 90 ⁰C, sehingga menghasilkan arus
ke segala arah.
Gambar 6. Cross axis coils
(Sumber: Makalah material
testing Eddy Current test dan radiographic
test)
5.
Aplikasi pengujian Eddy Current
Arus
eddy saat ini mempunyai banyak pengaplikasian. Karena arus eddy mampu
memberikan sensivitas tinggi terhadap indetifikasi material, arus eddy
dimanfaatkan untuk :
1. Mengidentifikasi karakteristik keadaan mikrostruktur
suatu material.
2. Mendeteksi kerusakan akibat panas berlebih (overheating).
3. Mengukur ketebalan lapisan bahan non-konduktif atau
ketebalan oksida bahan konduktif.
4. Mendeteksi crack
atau keretakan atau cacat suatu material.
5. Penelitian tabung pembangkit uap di industri nuklir.
6. mendeteksi variasi tegangan yang sangat kecil pada baja
feromagnetik karena efek magneto-elastic berdasarkan pengukuran perubahan
impedansi.
7. Motor induksi, tungku induksi.
8. Rem listrik.
Pengujian
dengan memanfaatkan arus eddy ini dapat diaplikasikan untuk berbagai bentuk geometri
antara lain kawat, pipa, batang, silinder, lembaran logam, dan sebagainya.
C. Daftar
Pustaka
1.
Summerscales,
John. 1990. Non-Destructive
Testing of Fibre-Reinforced Plastics Composites, Volume 2; Springer Science & Business Media.
3. Azmi, Muh. Makalah material
testing Eddy Current test dan radiographic test. Bandung
.
On March 01, 2018 by Auli in Mechanical No comments
NON DESTRUCTIVE TESTING ( NDT )
MAGNETIC PARTICLE INSPECTION
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnyauntuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Surabaya, Februari 2018
Penyusun
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Surabaya, Februari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUD …………………….….………………………..…………………………........i
KATA .PENGANTAR ..………………………………………………………………………..
ii
DAFTAR
ISI .………………………………………………………………………………….. iii
DAFTAR GAMBAR …...………………………………………………………………………
V
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang ……..……...……………………………………………………………..
1
1.2
Tujuan ………………………………………………………………………………...…..
1
1.3
Batasan masalah ...……………………………………………………………………..….. 2
1.4
Sistematika penulisan ………………………………………………………………….….. 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori
umum MPI …………………………………………………………………………. 4
2.2
Klasifikasi metode MP…I …………………………………………………………..……. 14
2.2.1 MPI
Dray Visible ……………………………………………………….…..……..
14
2.2.2 MPI
Wet Visible .…………………………………………………………...……… 16
2.2.3 MPI
Wet Fluorescent………………………………………………………...…….. 17
BAB III METODE PENGUJIAN
3.1
Instalasi pengujian …..……………………………………………………………..……..
18
3.2
Prosedur pengujian …………………………………………………………………..…… 18
3.2.1
Prosedur pengujian MPI Dry Visible ………………………………………...…… 18
3.2.2
Prosedur pengujian MPI Wet Visible ……………………………………….…..…. 19
3.2.3 Prosedur Pengujian MPI Wet
Fluorescent ..……………………………………….…..…. 20
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan ………..…………………………………………………………………….. 24
4.2 Saran
.……………………………………………………………………………………. 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dokumentasi praktikum
Halaman
|
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 1.1 Arah medan magnet
terpotong oleh retakan ……………………………………….. 4
Gambar 1.2 Sifat elektromagnetik .................………………………………………………….. 7
Gambar 1.3 Garis magnet membentuk
selubung seputar kawat berarus………………………. 8
Gambar 1.4 Prinsip putaran sekrup
…………..………………………………………………….. 8
Gambar 1.5 Elektromagnetik
sekeliling kawat………………………………………………….. 9
Gambar 1.6 Kawat melingkar berarus
membentuk kutub magnet ……….…………………… 10
Gambar 1.7 Belitan kawat membentuk
kutub magnet ……………………………………….. 10
Gambar 1.8 skema metode magnetic
particle …..……………………………………………. 11
Gambar 1.9 Pengujian logam dengan
metode Dry Visible …..……………………………….. 15
Gambar 2.0 Pengujian logam dengan
metode Wet Visible ..………………………………….. 17
Gambar 2.1 Pengujian logam dengan
metode Wet Florescent ..……………………………….. 17
Gambar 2.2 Cacat retakan pada
Las-an …….. ……………………………………………. 23
Gambar 2.3 Benda uji ,………..………………………………………………………………..
27
Gambar 2.4 Alat kalibrasi Yoke
………………………………………………………………. 27
Gambar 2.5 Hasil dari pengujian ………………………………………………………………
28
ABSTRAK
Elemen mesin yang baru
diproduksi maupun yang sudah digunakan beberapa waktu yang mungkin masih
terlihat bagus secara kasat mata, belum tentu bersih dari cacat terutama crack
atau diskontinuitas. Untuk mengetahui adanya cacat tersebut harus dilakukan
suatu pendeteksian dengan cara tidak merusak elemen mesin tersebut. Untuk itu
diadakan pengujian NDT yang tidak merusak produk yang sudah jadi tersebut.
Tujuan dari pengujian NDT adalah untuk mendeteksi adanya cacat atau retakan
pada bagian benda dan untuk menentukan lokasi cacat atau retakan tanpa merusak
benda kerja tersebut.
Pengujian
tidak merusak tersebut mempunyai banyak metode. Salah satunya dengan magnetic
particle yaitu dengan cara mengaliri medan magnet kemudian menyemprot partikel
magnetic pada benda, keretakan dapat dilihat dari adanya kebocoran medan
magnet. Pada pengujian tidak merusak dengan metode inspeksi partikel magnetic
hanya dapat dilakuka pada material yang bersifat ferromagnetic. Material akan di uji dengan
menggunakan tiga metode dari metode Magnetic particle yaitu metode Dry
particle, Wet particle, dan Wet Fluorescent.
Hasil yang diharapkan dari mempelajari
pengujian tidk merusak dengan menggunakan metode inspeksi partikel magnetic adalah
pahamnya peserta didik mengenai pengertian, prinsip kerja, serta kekurangan dan
keleihan dalam menginspeksi kecacatan permukaan dari suatu benda kerja
menggunakan metode ini.
Kata kunci : NDT, magnetis particle inspection.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Sekarang ini kebutuhan akan logam
yang berkualitas pada Industir-industri permesinan sangat di butuhkan untuk
pembuatan alat-alat penunjang yang di butuhkan oleh manusia.Sebelum
diterima oleh konsumen, produk atau barang jadi harus diuji untuk memastikan
apakah terdapat cacat di permukaan maupun di dalamnya yang dapat membuat produk
tersebut tidak bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Namun tentu saja
pengujian yang dilakukan tidak boleh merusak produk yang sudah jadi tersebut.
Oleh karena kita tidak dapat dilakukan pengujian mekanik dalam hal ini,
sehingga yang digunakan adalah NDT (Non Destructive Test).
Pengujian
tak merusak atau biasa disebut NDT (Non
Destructive Test) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu
benda/material untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau diskontinuitas lain
tanpa merusak benda yang kita uji. Selain
itu, dengan banyanya metede NDT yang ada, penggunaan metode-metode tersebut
dapat disesuaikan dengan jenis material yang ingin diuji, alah satunya metode
Magnetic Particle Inspection. Pengujian ini dapat
menghemat uang dan waktu dalam evaluasi produk, pemecahan masalah, dan peneliltian.
Saat
ini NDT dengan metode Magnetic Particle Inspectionadalah
metode yang sering digunakan dalam rekayasa forensik, dunia keteknikan,
obat-obatan dan seni. Bagi para pekerja industri, metode NDT sangat penting
karena beberapa faktor antara lain untuk meyakinkan kehandalan produk, mencegah
kecelakaan, membantu merancang produk agar lebih baik, menghemat biaya
manufaktur, dan memepertahankan keseragaman tingkat kualitas. Oleh karena itu, laporan ini penting agar dalam
merancang suatu produk lebih memperhatikan pada suatu material apakah terdapat
cacat atau tidak dengan cara yang sederhana.
1.2
Tujuan
Tujuan pada laporan ini
mengenai metode Magnetic Particle Inspection pada NDT adalah untuk memahami
pengertian, prinsip kerja, serta kekurangan dan keleihan dalam menginspeksi
kecacatan permukaan dari suatu benda kerja menggunakan metode Magnetic Particle
Inspection.
1.3
Batasan
Masalah
Batasan masalah metode ini Magnetic Particle Inspection adalah
sebagai berikut:
1. Semua
percobaan dilakukan pada suhu 27ºC
1.4
Sistematika
Laporan
Dalam
penulisan laporan ini, sistem penyusunan laporan perlu diperhatikan
karena akan mempermudah pemahaman isi tulisan.
Adapun sistem penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut.
Bab
I Pendahuluan, berisi
tentang latar belakang,
tujuan , batasan masalah, dan sistematika laporan.
Bab
II Dasar Teori, berisi
tentang teori-teori dasar
yang berhubungan dengan Magnetic Particle Inspection dan
tahap-tahap umum untuk
melakukan praktikum NDT dengan
metode Magnetic Particle Inspection.
Bab
III Metodologi, berisi
tentang flowchart praktikum,
spesimen, peralatan yang digunakan, standar pengujian, dan
langkah-langkah percobaan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Non Destructive Test
Non Destrtructive Testing (NDT)
adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya
cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang kita tes atau
inspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang
kita gunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance. Material pesawat
diusahakan semaksimal mungkin tidak mengalami kegagalan (failure) selama masa
penggunaannya.NDT dilakukan paling tidak sebanyak dua kali. Pertama, selama dan
diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen dapat diterima
setelah melalui tahap-tahap fabrikasi. NDT ini dijadikan sebagai bagian dari
kendali mutu komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah komponen digunakan dalam
jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah menemukan kegagalan parsial sebelum
melampaui damage tolerance-nya.
Metode
yang sering digunakan untuk pengujian adalah :
a)
Visual Test
b)
Liquid
Penetrant Inspection
c)
Magnetic
Particle Inspection
d)
Ultrasonic
Inspection
e)
X-Ray Inspection
f)
Eddy Current Inspection
Pada laporan ini, hanya akan
membahas mengenai metode Magnetic Particle Inspection pada NDT. ( Ir. Wahid
Suherman. Ilmu Logam II. 1999)
2.2
Pengertian Magnet
Magnet
adalah benda yang mampu menarik benda – benda disekitarnya. Setiap Magnet
memiliki sifat kemagnetan. Kemagnetan adalah kemampuan benda tersebut untuk
menarik benda-benda lain disekitarnya. Magnet mempunyai dua kutub, yaitu Kutub
Utara dan Kutub Selatan. Daerah pada kutub-kutub tersebut merupakan daerah gaya
magnet yang terkuat.Walaupun gaya-gaya magnet yang
terkuat terletak pada kutub-kutub magnet, gaya-gaya magnet tidak hanya berada
pada kutub-kutubnya saja. Gaya-gaya magnet juga timbul di sekitar magnet.
Daerah di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet disebut medan magnet. Medan magnet itu sering digambarkan
dengan garis gaya magnet.
2.3
Sifat – Sifat Magnet
·
Magnet hanya dapat menarik benda – benda
tertentu dalam jangkauannya, artinya tidak semua benda dapat ditarik
·
Gaya Magnet dapat menembus benda,
semakin kuat gaya magnet maka semakin tebal pula benda yang dapat ditembus oleh
gaya tersebut
·
Garis
gaya magnet tidak pernah berpotongan.
·
Magnet mempunyai dua kutub, yaitu Kutub
Utara dan Kutub Selatan
·
Apabila Kutub yang sejenis / senama
didekatkan satu sama lain maka mereka akan saling tolak menolak, namun
apabila kutub yang berbeda didekatkan satu sama lain maka mereka akan saling
Tarik Menarik
·
Medan Magnet akan membentu Gaya Magnet.
Semakin Dekat benda dengan Magnet, medan magnetnya semakin rapat, sehingga gaya
magnetnya akan semakin besar. Demikian pula sebaliknya
·
Sifat
Kemagnetan dapat hilang atau melemah karena bebarapa penyebab, contohnya
apabila terus menerus jatuh, terbakar, dll
2.4
Benda Berdasarkan Sifat Kemagnetannya
Setiap
bahan selain magnet memiliki sifat-sifat kemagnetan atau magnetik. Jika sebuah
benda diletakkan di dalam medan magnet, maka kekuatan magnetik dari bahan
tersebut akan terpengaruhi. Efek ini disebut sebagai Hukum Farrady Induksi
Magnetik.Akan tetapi dampak dari medan magnet luar pada setiap bahan tidaklah
sama. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu struktur atom, susunan
molekul material, dan momen dipole magnet. Momen dipole yang berhubungan dengan
struktur atom memiliki tiga faktor yang mempengaruhi. Hal tersbeut adalah
gerakan orbital elektron, perubahan gerakan orbital karena adanya medan magnet
luar, dan spin dari elektron.
Berdasarkan
sifat medan magnet atomisnya, sifat kemagnetan bahan dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu diamagnetik, paramagnetik, dan ferromagnetik. Berikut penjelasan
lebih rinci mengenai ciri-ciri magnet pada 3 sifat magnetik bahan.
a.
Benda Magnetik
(Feromagnetik)
Benda
Feromagnetik adalah bahan yang sangat bagus untuk dibuat magnet.
Contohnya
adalah baja, besi, kobalt, dan nikel.
b.
Benda Non – Magnetik
Benda
ini terbagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu :
·
Benda Paramagnetik,
bahan atau benda yang sedikit dapat dibuat magnet. Benda paramagnetik mudah
hilang sifat kemagnetannya.
Contohnya
adalah alumunium dan platina.
·
Benda Diamagnetik,
yaitu benda menolak magnet, artinya benda ini tidak dapat ditarik oleh magnet.
Contohnya
emas, seng, merkuri, dll.
2.5
Teori Kemagnetan
·
Sebuah Magnet akan selalu tersusun atas
magnet-magnet kecil yang disebut magnet elementer.
·
Pada Benda Magnetik, Magnet elementer
ini tersusun secara teratur, Namun pada benda non-magnetik, magnet elementer
tersusun secara acak.
·
Bahan magnetik yang bukan magnet dapat
diubah menjadi magnet dengan prinsip membuat magnet elementer menjadi teratur.
·
Bahan Magnetik lunak lebih mudah
dijadikan magnet karena lebih mudah untuk menyusun magnet elementer menjadi
teratur
·
Apabila sebuah magnet dipotong, maka
masing-masing potongan tetap memiliki kutub utara dan kutub selatan.
2.6
Jenis – Jenis Magnet
Secara garis besar, terdapat 2 jenis
magnet, yaitu :
2.6.1
Magnet Alam
Magnet
Alam adalah magnet yang sudah memiliki sifat kemagnetan secara alami, artinya
tanpa ada campur tangan manusia.
Contohnya: adalah lapisan batu yang
besarGunung Ida di Magnesia yang mampu menarik benda – benda disekitarnya.
2.6.2
Magnet Buatan
Magnet
Buatan adalah magnet yang dibuat manusia, magnet buatan dibuat dari bahan –
bahan magnetik kuat seperti besi dan baja. Magnet buatan terbagi lagi menjadi
2, yaitu :
· Magnet Tetap (Permanen), merupakan magnet yang sifat
kemagnetannya bersifat permanen, meskipun proses pembuatannya sudah dihentikan.
· Magnet Sementara (Remanen), merupakan magnet yang sifat
kemagnetannya hanya sementara, yaitu hanya terjadi selama proses pembuatannya.
Contoh :
Elektromagnet (magnet yang dibuat dengan cara dialiri dengan listirk.
Sehingga saat benda magnet tersebut tidak lagi dialiri listrik, maka sifat
kemagnetannya akan menghilang).
2.7
Elektromagnet
Merupakan
magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetic yang jika diberikan arus listrik
maka bahan tersebut akanmenjadi magnet, tetapi jika pemberian arus listrik di
hentikan, maka sifat magnet pada bahan tersebut akan hilang. Contohnya pada
logam konduktor yang dililitkan kawat (kumparan kawat,) lalu diberi arus
listrik.Elektromagnet dapat dialiri listrik AC maupun DC. Pada Gambar 2.3Sebatang kawat yang diberikan
listrik DC arahnya meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat
timbul garis gaya magnet melingkar. Sedangkan gambar visual garis gaya magnet
didapatkan dari serbuk besi yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran
listrik, seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.3
Garis gaya magnet pada elektromagnet
Sebatang kawat pada posisi vertikal
diberikan arus listrik DC searah panah, maka arus menuju keatas arah pandang
(tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung berlapis lapis
terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh mata kita,
cara melihatnya dengan serbuk halus besi atau kompas yang didekatkan dengan
kawat penghantar tsb. Kompas menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat
melingkar. Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup. Arah
arus kedepan (meninggalkan kita) maka arah medan magnet searah putaran sekrup
kekanan. Sedangkan bila arah arus kebelakang (menuju kita) maka arah medan
magnet adalah kekiri.
Gambar 2.4Garis
gaya magnet membentuk selubung seputar kawat berarus.
Gambar 2.5Elektromagnetik
sekeliling kawat.
2.7.1
Elektromagnet
pada Belitan Kawat
Jika
sebuah kawat penghantar berbentuk bulat dialiri arus listrik I sesuai arah
panah, maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet yang arahnya secara
gabungan membentuk kutub utara dan kutub selatan. Makin besar arus listrik yang
melewati kawat, maka akan semakin kuat medan elektromagnetik yang
ditimbulkannya.
Gambar 2.6Kawat melingkar berarus membentuk
kutub magnet
Jika beberapa belitan kawat digulungkan membentuk sebuah
coil atau lilitan, dan kemudian dipotong secara melintang maka arah arus ada
dua jenis. Kawat bagian atas bertanda silang (meninggalkan kita) dan kawat
bagian bawah bertanda titik (menuju kita).
2.7.2 Hal-Hal yang Mempengaruhi Kelemahan
Elektromagnet
Kuat lemahnya Medan magnet
dipengaruhi oleh beberapa hal :
·
Besar Arus Listrik
Semakin besar arus listrik yang
mengalir ke kumparan semakin kuat medan magnet yang dihasilkan dan sebaliknya
jika arus listrik yang mengalir kecil maka Medan magnet yang dihasilkan akan
lemah.
·
Jumlah Lilitan
Semakin banyak jumlah gulungan kawat
yang semakin kuat medan magnet yang dihasilkan dan wakil versa jika jumlah loop
kecil kemudian Medan magnet yang dihasilkan akan menjadi lemah.
·
Hambatan Kawat
Semakin kecil perlawanan kawat yang
digunakan untuk membuat kumparan Medan magnet akan lebih kuat, lebih tahan
kawat digunakan Medan magnet akan melemah.
·
Inti Kumparan
Dengan memasukkan besi inti ke
kumparan kemudian Medan magnet yang dihasilkan akan lebih kuat daripada
kumparan tanpa inti besi.
2.8
Magnetic
Particle Inspection
2.8.1
Pengertian
Magnetic Particles Inspection adalah metode
pengujian tanpa merusak bahan dengan menggunakan sifat magnetik dari bahan
tersebut. Dengan metoden ini dapat diketahui diskontinuiti cacat permukaan
(surface) atau sedikit di bawah permukaan (subsurface). Prinsip dari metode ini
adalah dengan memagnetasi bahan yang diuji. Pada pengujian ini digunakan hanya
untuk bahan-bahan yang bersifat ferromagnetic seperti besi atau baja.
(Suherman, Wahid 1999. “Ilmu Logam II”. pp 102)
2.8.2
Prinsip Dasar
Pada dasarnya bahan ferromagnetik seperti besi atau
baja yang tidak mempunyai cacat, akan mengalirkan medan magnet tanpa ada
penghalang.
Gambar
2.7
Medan magnet pada baja tanpa cacat
Tetapi
ketika ada crack atau cacat yang lain pada bahan ferromagnetik tersebut, medan
magnet akan berbelok ke luar bahan tersebut disebut leakage field, medan
bocoran). Yang kemudian belokan medan magnet ini akan menarik partikel-partikel
magnetik (iron powder) di sekitarnya. Sehingga cacat atau crack akan terlihat
pada pengumpulan partikel-partikel magnetik tersebut.
Gambar
2.8
Medan magnet ketika ada cacat tegak lurus dengan arah medan magnet
Suatu
batang magnetic mempunyai kutub-kutub yang berbeda pada kedua ujungnya (utara
dan selatan). Gaya magnet akan mengalir dari kutub selatan ke kutub utara,
namun apabila seperti yang disebutkaan di atas yaitu terdapat cacat pada
permukaan benda kerja, maka pada daerah cacat teersebut terbentuk kutub-kutub
baru. Meskipun cacat pada benda kkerja terebut sangat kecil atau dapat
dikatakan kedua kutub pada cacat tersebut berdekatan, atau bahkan menempel,
garis gaya medan magnet akan tetapi ada garis gaya yang keluar dari bendanya,
dapat disebut medan bocoran. Adanya medan bocoran in menyebabkan terjadinya
kutub baru sehingga dapat menarik partikel magnetic.
Pembelokan medan magnet ini hanya terjadi ketika
cacat atau crack nya tegak lurus dengan arah aliran medan, dan tidak akan
terjadi pembelokan pada crack yang searah dengan aliran medan magnetnya
dikaenakan sedikitnya
gangguan medan magnet sehingga tidak mungkin bahwa retak akan terdeteksi.
Maka diperlukan pengujian dengan arah aliran medan magner yang lain untuk
mengetahui crack. Untuk
alasan ini disarankan bahwa permukaan pemeriksaan magnetised dalam dua arah
pada 90 ° satu sama lain. Atau, teknik menggunakan berayun atau memutar medan
magnet dapat digunakan untuk memastikan bahwa semua orientasi retak yang
terdeteksi.
Gambar 2.9Medan
magnet saat cacat searah dengan arah medan
2.8.3
Proses
Pengujian
Pengujian magnetic particle inspection ini secara
umum dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Pembersihan pemukaan
bahan. Bisa menggunakan detergent, pembersih cat, pelarut organic, ataupun
pembersih ultrasonic. Dan pastikan permukaan kering dengan mengelap dengan
kain.
2.
Pemberian medan magnet
pada bahan. Bisa dengan berbagai cara baik yang portable maupun statis. Dengan
alat yaitu bisa berupa yoke, coil, central conductor, direct contact methode,
dan prode contact.
3.
Magnetik partikel
ditaburkan di permukaan spesimen yang akan diinspeksi secara merata selama
bahan masih dialiri medan magnet.
4.
Semprot dengan udara
kering bertekanan rendah untuk memperjelas partikel yang menempel.
5.
Lihat magnetic partikel
yang masih menempel pada bahan dimana merupakan tempat terjadinya crack.
6.
Lakukan penghilangan
sifat magnetik pada bahan.
2.9
Magnetisasi
Magnetisasi adalah
sebuah proses ketika sebuah materi yang ditempatkan dalam suatu bidang magnetik
akan menjadi magnet. Magnetisasi sangat perlu dilakukan pada
metode Magnetic Particles Inspection ini agar dapat terjadi medan bocoran (jika
terdapat cacat permukaan) sehingga dapat diinspeksi secara visual. Magnetisasi
dapat dilakukan dengan mengunkan magnet permanen atau electromagnet. Hal penting yang harus diingat dari
magnetisasi adalah medan magnet yang dibangkitkan tidak sejajar dengan arah
cacat, sehingga dapat terjadi medan bocoran.
Jelas tidaknya tampilan suatu indikasi diskontinuiti
tidak hanya dipengaruhi oleh arahnya terhadap medan magnet, tetapi juga oleh
lebar retakan, dalamnya di bawah permukaan, kekuatan dan karakterstik medan
magnet. Kekuatan medan magnet yang dibangkitkan oleh arus listrik entunya akan
tergantung kuat arusnya, makn kuat arus istrik maka maki kuat medan magnet yang
dihasilkan. Medan magnet yang dihasilkan arus AC cenderung terkonsentrasi di
permukaan (skin effect), sedang yag diaslilkan arus DC lebih merata ke seluruh
penampang. Karena itu kalau akan mendeteksi diskontnuiti subsurface lebih baik
menggunakan arus AC.
2.9.1
Cara
Pembangkitan Medan Magnet
Beberapa
cara yang digunakan untuk pembangkitan medan magnet antara lain :
· Yoke
Yoke dapat dianggap sebagai modifikasi dari magnet
berbentuk tapal kuda. Yoke ada yang berupa magnet permanen dan ada yang
electromagnet. Medan magnet akan timbul diantara kutub-kutub dan yoke itu.
Indikasi yang jelas akan timbul kalau retak terletak diantara kedua kutub dan
hampir tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan kedua kutub dan hampir
tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan kedua kutub tersebut.
Gambar
2.10
Yoke
· Coil
Dipergunakan untuk longitudinal magnetization dari
suatu batang. Pada umumnya penggunaan dilakukan terhadap benda kerja yang tidak
terlalu tebal, dan pada pelaksanaan coil dipindah sepanjang batang yang akan
diperiksa atau batang yang harus didorong melewati coil.
Gambar
2.11
Coil
·
Central
Conductor
Dipergunakan untuk memeriksa benda kerja yang
berbentuk pipa atau ring. Central conductor ini terbuat dari bahan yang tidak
magnetis dan mempunyai conductivity yang baik. Suatu konduktor dimasukkan ke
dalam benda dan dialiri listrik seingga sekelllig konduktor tersebut terjadi
mean magnet. Diskontinuiti yang terdeteksi adalah yang searah dengan sumbu
benda.
Untuk benda berbentuk cincin juga dapat
dimagnetisasi dengan arus induksi yang ditimbulkan oleh arus lisrik yang
dialirkan melalui coil magnetisasi yang diletakkan di luar benda yang
diperiksa. Bila coil dialiri arus listrik AC maka akan menimbulkan medan magnet
mengitari coil, dan medan magnet berpotongan dengan benda uji terletak di dalam
coil. Karena arus yang mengitari bolak-balik, maka medan yang timbul akan
berubah-ubah setiap saat.
Gambar
2.12Central
conductor
·
Direct
Contact Method
Dipergunakan terhadap barang-barang yang tidak
berongga. Ujung – ujung dari barang yang akan diperiksa dijepit, kemudian
dialiri listrik (melalui ujung-ujung yang dijepit tadi) medan ditimbulkan oleh
arus yang lewat pada bahan yang diperiksa tersebut.
·
Prod
Contact
Pada prinsipnya hampir sama dengan direct contact
method, hanya saja disini tidak digunakan penjepit (clamp) tetapi arus listrik
dialirkan lewat ujung prod. Prod berupa batang terbuat dari kondutor yang baik.
Pada benda uji akan timbul medan magnet yang arahnya mentari prod.
Gambar
2.13
Prod Contact
2.10Demagnetisasi
Demagnetisasi
adalah menghilangkan medan magnet sisa pada suatu benda secara serentak atau
bergantian, antara mengurangi kuat medan dan membalik arah medan magnet setelah
dilakukan magnetisasi pada benda tersebut.
2.11Partikel Magnetik
Partikel
magnetic adalah media agar dapat terdeteksinya diskontinuiti pada benda.
Partiel magnetic ditebarkan kepermukaan benda uji. Ada dua cara penebaran
partikel magnetik yang biasa dipakai dalam magnetic particle inspection yaitu
continuous method dan residual method. Pada continuous method, serbuk magnetis
disebarkan pada waktu arus listrik sedang mengalir sedang pada residual method
penyebaran serbuk dilakukan sesudah arus listrik dimatikan. Pemilihan salah
satu cara tersebut tergantung dari bahan yang di test. Jika sifat kemagnetan
yang tertinggal dalam bahan yang ditest beberapa saat sesudah arus dimatikan
(residual magnetism) tidak dapat menimbulkan leakage field yang cukup kuat maka
harus digunakan continous magnetism agar leakage fieldnya bisa terdeteksi.
Karena hal ini maka residual method hanya dapat dipakai pada bahan yang
mempunyai retentivity yang cukup tinggi (biasanya retentivity suatu bahan
berbanding lurus dengan kekerasannya). Misalnya untuk low carbon steel, cara
magnetisasi yang dipakai adalah contious method karena retentivity dari low
carbon steel rendah.
Partikel magnetic ada yang dapat ditebarkan dalam
keadaan kering (dry particle method) dan ada yang ditebarkan dengan cairan (wet
particle method). Partikel magnetic ini sebagaimana halnya dengan penetran, ada
yang berwarna merah,visible, hitam atau kelabu dan ada yang fluorescent,
berwarna blue-green atau yellow-green. Penjabaran mengenai macam-macam partikel
magnetik tersebut yaitu seperti berikut :
2.11.1
MPI Dry Visible
Magnetik
Particle Inspection Dry Visible atau Partikel magnetik kering biasanya dapat
dibeli dalam banyak warna yaitu merah, hitam, abu-abu, kuning dan banyak lagi
sehingga tingkat tinggi kontras antara partikel dan bagian yang sedang
diperiksa dapat dicapai. Ukuran partikel magnetik juga sangat penting. Produk
Partikel magnetik kering diproduksi untuk menyertakan berbagai ukuran partikel.
Partikel halus adalah sekitar 50 mm (0,002 inci) dalam ukuran, dan sekitar tiga
kali lebih kecil dengan diameter lebih dari 20 kali lebih ringan dari partikel
kasar (150 mm atau 0.006 inci). Ini membuat mereka lebih sensitif terhadap
bidang kebocoran dari diskontinuitas yang sangat kecil. Namun, pengujian
partikel kering tidak bisa dibuat secara eksklusif dari partikel-partikel
halus. Partikel kasar yang diperlukan untuk menjembatani diskontinuitas besar
dan untuk mengurangi sifat berdebu bubuk itu. Selain itu, partikel kecil mudah
melekat ke permukaan kontaminasi, seperti sisa-sisa kotoran atau uap air, dan
terjebak dalam fitur kekasaran permukaan. Ini juga harus diakui bahwa partikel
halus akan lebih mudah terbawa oleh angin, karena itu, kondisi berangin dapat
mengurangi sensitivitas inspeksi. Partikel dapat disemprotkan menggunakan
rubber spray bulb atau blower dengan kecepatan rendah.
Gambar 2.14Pengujian logam dengan metode Dry Visible
2.11.2
MPI Wet Visible
Partikel
magnetik juga disertakan dalam suspensi basah seperti air atau minyak (Magnetik
Particle Inspection Wet Visible). Metode pengujian partikel magnetik basah
umumnya lebih sensitif daripada kering.Wet particle sangat cocok digunakan
untuk mendeteksi disontinuiti yang sangat halus, seperti retakan karena
fatigue. Partikel yang digunakan dengan metode basah lebih kecil dalam ukuran
daripada yang digunakan dalam metode kering karena alasan yang disebutkan di
atas.
Partikel
biasanya 10 mm (0,0004 inci) dan lebih kecil dan oksida besi sintetis memiliki
diameter partikel sekitar 0,1 mm (0,000004 inci). Wet particle dijual dalam bentuk pasta,
konsentrat atau serbuk yang dalam pemakaiannya disuspensikan dalam cairan.
Cairan untuk suspense ini dapat menggunakan air atau inyak. Minyak harus
mempunya viskositas rrendah. Jka menggunakan air, air biasanya perlu
ditambahkan wetting agent, dispersing agent, antifoam agent dan inhibitor.
Dalam menggunakan wet particle harus diingat bahwa partikel cenderung mengenda
sehingga harus selalu di agitasi.
Gambar 2.15Pengujian logam dengan metode Wet Visible
2.11.3
MPI Wet Fluorescent
Pengujian
logam dengan metode MPI Wet Flourescent pada dasarnya hampir sama dengan metode
Wet visible, hanya metode ini menggunakan serbuk maget yang akan terlihat
dengan sinar UV ( 20 Lux ) dan Black ight ( 1000 Lux ).
Gambar 2.16Pengujian logam dengan metode Wet Florescent
2.12Keunggulan dan
Keterbatasan
Adapun
keunggulan dan keterbatasan dalam penggunaan metode Magnetic Particle
Inspection pada NDT adalah sebaga berikut :
1. Keunggulan
Keunggulan
Magnetic Particles Inspection ini adalah :
a) Dapat
mendeteksi cacat permukan (surface) dan cacat dalam yang dekat dengan permukaan
(subsurface).
b) Dapat
menginspeksi bentuk yang tidak biasa.
c) Pembersihan
permukaan bahan yang akan diuji tidak sekritis saat menggunakan dye penetrant.
d) Dapat
dikerjakan dengan cepat dan hasilnya jelas terlihat.
e) Biaya yang
relatif murah dibanding dengan metode NDT lain.
f) Bersifat
portable yaitu alatnya mudah dibawa ke mana-mana, terlebih jika menggunakan
arus DC.
g) Relatif
lebih aman dan mudah dilakukan.
2. Keterbatasan
Keterbatasan
jika menggunakan Magnetic Particles Inspection ini adalah :
a) Tidak dapat
untuk menginspeksi bahan yang bersifat non ferrous, seperti alumunium,
magnesium dan lain-lain.
b) Inspeksi
pada bahan yang sangat besar membutuhkan daya yang lebih besar pula.
c) Sebagian
elemen yang akan diinspeksi membutuhkan penghilangan lapisan untuk menambah
sensitifitas.
d) Hanya dapat
mendeteksi crack subsurface sampai kedalaman 6” kurang dari keadaan ideal.
e) Membutuhkan
pembersihan setelah pengujian, dan juga butuh penghilangan sifat magnetik
setelah inspeksi.
f) Jarak antara
crack dan fluks magnet sangat diperhitungkan.
g) Butuh 2 kali
pengujian pada suatu tempat, dan hanya untuk area kecil.
BAB
III
METODOLOGI
PENGUJIAN
3.1 Alat
dan Bahan
Alat dan Bahan pada percobaan Magnetic-Particle Inspection adalah
sebagai berikut :
1.
Spesimen
2.
Magnetic particle 7HF
3.
Kain
lap
4.
Yoke MAGNAFLUX 220 V
5.
Mistar
ukur
6.
Pylox warna putih
3.2 Langkah
Percobaan
Langkah –
langkah kerja pada percobaan Magnetic-Particle
Inspection adalah
1.
Permukaan
spesimen dibersihkan.
2.
Dimensi
spesimen diukur dengan mistar.
3.
Pylox disemprotkan pada
permukaan spesimen. Ditunggu hingga kering.
4.
Yoke diletakkan pada
permukaan spesimen.
5.
Spesimen
diinduksikan dengan listrik.
6.
Magnetic particle disemprotkan pada
permukaan spesimen.
7.
Saat
magnetic particle disemprotkan,
spesimen tetap diberi induksi listrik.
8.
Cacat
yang timbul pada spesimen digambar dan diukur.
3.3 Flowchart
Percobaan
Flowchart langkah – langkah kerja
pada percobaan Magnetic Particle
Inspection adalah
Spesimen
diinduksi dengan listrik
|
Magnetic
Particle 7HF disemprotkan pada permukaan spesimen
|
END
|
Dimensi dan
bentuk cacat
|
Yoke MAGNAFLUX 220 V diletakkkan pada permukaan
spesimen
|
Pylox
disemprotkan pada permukaan spesimen
|
Dimensi spesimen
diukur
|
START
|
Spesimen;
Magnetic particle 7HF; Yoke MAGNAFLUX 220 V; Pylox putih
|
Spesimen
dibersihkan
|
Dimensi
spesimen diukur
|
Pylox
disemprotkan pada permukaan spesimen
|
Yoke MAGNAFLUX 220 V diletakkkan pada
permukaan spesimen
|
Dimensi dan
bentuk cacat
|
END
|
Magnetic
Particle 7HF disemprotkan pada permukaan spesimen
|
Spesimen
diinduksi dengan listrik
|
DAFTAR PUSTAKA
Suherman,
Wahid. 1999. Ilmu Logam II. Institut
Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya
http://www.softilmu.com/2015/09/Pengertian-Sifat-Teori-Bentuk-Jenis-Magnet-Adalah.html. Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo8J7phcwmf4ze8NoopHkC2FWwlLLHT_vtPbu6nAdzkkFNqac-2XhnAGMBbEYE8dvbMNv7GZ_1jPWChP1AB89WghWLsJ3Wt-7cE-fuAaqQzx1r-yEWShFgB5ewYdMd6Co6YoRhtoBaGVY/s1600/Kutub+Magnet.jpg.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig1iZP6J3UJlUDyHiY9NRcnHyo1NuXGPfxNCuPIst0wUtMExwJbqxxVPmvL39nmdOb_F-apmIU48lrSBAQqVyFcETV8tmFHw3zNQDSkd6OOoN5g85HXLGAtwYiKUMfJzQjfMHOfCBrCpM/s1600/Medan+Magnet.jpg.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/10/elektromagnet.html
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWEDqdN-eCWCjYdoy905MNkQ6EVZ6cs7Aj1CZqvnha-YNMcTA0Dk7ZgTbTs52zi81-5WNjOsndcEU_yb8uW_IRB3R6aVVrPPDZKP8epPJkzUe2pM0j28phqysm6EzriHhGkzicUEOu1dM/s1600-h/garis+magnet+disekeliling+penghantar+berarus+listrik.jpg.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE1aU0BrGgXRsezn7lOetTFRZPHLazAQU11jzewcFe72j-f53WZEZigxtwFZ2IDYqEDf11411DgNC3iEr0NAJHx4RcQhiuy3qYEvh8DrOFKenyhK6yJHxPd2FHuEzQ9vpCDkubUdqngmg/s1600-h/elektromagnet+disekelililng+kawat.jpg.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIM6-qjh0UL80jrdCLXBYBEj2re9dVDWdYdpfKBRaDmvoMWyR_tsjdC29cwtbzbA44H-uYk8USgUuKF29lc6LnrTUnAtGHERVSYzpzlfOwoXrvywq3DIjAHUTmN7yl_11O6z5-usB6Lx8/s1600-h/kawat+melingkar+berarus+listrik+membentuk+medan+magnet.jpg.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://www.google.com/search?q=magnetic+field+lines&client=firefox-beta&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=fflb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjX-9uAn67ZAhXCasAKHfbcDnwQ_AUICigB&biw=1344&bih=631#imgrc=mtlXVN3a77T-4M:.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=662&tbm=isch&sa=1&ei=W-uIWrzCBZyUvQTqiIT4Cw&q=yoke+magnetic+particle+inspection&oq=yoke+mag&gs_l=psy-ab.1.2.0l3j0i30k1j0i5i30k1j0i8i30k1l5.4334.7811.0.11262.4.4.0.0.0.0.91.330.4.4.0....0...1c.1.64.psy-ab..0.4.327...0i67k1.0.2tRBNvWBw-4#imgrc=fX_yWs1U3J-f7M:.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=662&tbm=isch&sa=1&ei=Z-uIWsHhFcvmvASump34DA&q=coil+magnetic+particle+inspection&oq=coil+magnetic+particle+inspection&gs_l=psy-ab.3...106395.108912.0.109313.8.7.0.0.0.0.121.628.6j1.7.0....0...1c.1.64.psy-ab..2.2.219...0j0i13k1j0i67k1.0.kmwF5oBiL-w#imgrc=UVBEiIzxAwSbLM:.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=662&tbm=isch&sa=1&ei=1euIWp6YJMzpvgT2s4GoAw&q=Central+conductor+particle+inspection&oq=Central+conductor+particle+inspection&gs_l=psy-ab.3...168220.168220.0.169615.1.1.0.0.0.0.86.86.1.1.0....0...1c.1.64.psy-ab..0.0.0....0.ImKjoYJfYnY#imgrc=10MVF-th7lbGYM:.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://www.google.co.id/search?q=prod+magnetic+particle+test&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwic-NiNza7ZAhWrLcAKHdW9CaMQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=fX_yWs1U3J-f7M:.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://www.google.co.id/search?q=Pengujian+logam+dengan+metode+Dry+Visible&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjbuNOhza7ZAhWrI8AKHbvhCMkQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=aduh8Zug-ZCrGM:.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://www.google.co.id/search?q=Pengujian+logam+dengan+metode+Wet+Visible&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj4wri0za7ZAhUEa8AKHSFSC18Q_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=3obiiT2p8x3zuM:.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
https://www.google.co.id/search?q=Pengujian+logam+dengan+metode+Wet+Fluorescent&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj709nHza7ZAhVHIsAKHap2CBQQ_AUICigB&biw=1366&bih=662#imgrc=j52vqhjgheC8NM:.
Diakses tanggal 16 Februari 2018
Metalurgi 2 – Helena Carolina Kis
Agustin, Ir., Dr.
MAGNETIC PARTICLE INSPECTION ( Kelompok 4 )
I. Pertanyaan
Prasetya Faiz : Cacat pada suatu material bisa
berada di dalam permukaan, bagaimana cara kita mengetahui kecacatan tersebut ?
Jawaban
Indikasi kecacatannya dapat dilihat dengan melihat adanya masuknya
magnetik partikel kedalam cacat tersebut saat diuji magnetisasi pada benda
tersebut. Magnetik partikel diusahakan memiliki warna yang cenderung sangat
berbeda dengan benda ujinya agar dapat dilihat langsung oleh mata
2. Pertanyaan
Roze : Pada saat memanaskan benda sampai
temperatur curie, apakah dapat mempengaruhi sifat mekaniknya ?
Jawaban
Suhu Curie adalah suhu kritis terjadinya transisi fase
feromagnetik suatu bahan padat menjadi paramagnetik akibat
pemanasan (Kittel,1996: 443-446), dan dapat diamati dengan terlepasnya
suatu bahan feromagnetik, yang dipanasi, dari magnet perrnanen. Para ahli mengatakan bahwa fase atau
struktur dari logam berubah dengan kenaikan temperatur yang dengan sendirinya
mempunyai konsekuensi terhadap sifat-sifat mekanisnya seperti : tarik, tekan,
geser, puntir, lengkung dan tekuk. Suhu juga bisa mengubah ikatan-ikatan antar
atom, sehingga bukan hanya menimbulkan fungsi-fungsi mekanis tapi juga sifat
elektrikal (elektrical propertis) dari logam tersebut. Logam diberi perlakuan
suhu pada suhu tertentu lalu diuji dengan sifat mekanik diantaranya kekerasan,
tarik dan impact.
3. Pertanyaan
Roze :
Apabila benda uji lebih besar dari alat tes kecacatan magnetic partikel,
bagaimana prosedur yang digunakan ?
Jawaban
Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya kebocoran medan magnet
adalah dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-partikel
tersebuat akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet. Kelemahannya,
metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain itu,
medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak
serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi. Sedangkan kelebihan dari
metode ini yaitu Flexible dan mudah pengoperasian dilapangannya. Hanya saja
membutuhkan ketersedian power listrik sebagai power supply untuk bisa melakukan
pekerjaan MT / MPI.Namun untuk material yang besar dibutuhkan arus listrik yang
besar juga.
4. Pertanyaan
Awan : Dalam metode pengujian kecacatan pada
magnetik partikel tes ada dua yaitu dry visible dan wet visible, kapan waktu
yang tepat dalam menggunakan salah satu metode tersebut ?
Jawaban
Dry visible menggunakan partikel kasar sehingga cocok untuk
partikel ukuran besar, dan sangat tidak efektif untuk pengujian material
berpartikel halus. Oleh karena itu digunakan wet visible/fluorescent agar lebih
mudah masuk kedalam crack yang halus. Namun kelemahan pada wet
visible/fluorescent lebih mudah mengendap pada partikel yang memiliki sifat senyawa
ionik, sehingga perlu dilakukan agitasi setelah dilakukan MPI. Dari hal
tersebut kita bisa menentukan magnetik partikel mana yang cocok, dimana
partikel halus dapat mengatasi kelemahan dry visible, sedangkan dry visible
mampu mengatasi masalah wet visible.
5. Pertanyaan
Marcel : Kenapa partikel ferromagnetic dapat berkumpul
hanya pada crack yang di aliri medan magnet ?
Jawaban
Subscribe to:
Posts (Atom)