Another side of me

Artikel Terbaru

Friday, May 5, 2017

On May 05, 2017 by Auli in    No comments
B A B   I
P E N D A H U L U A N

I.1 Latar Belakang

     Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak menurut jalan-jalan lurus ke segala arah, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukan dengan molekul yang lain dengan dinding bejana. Tumbukan terhadap dinding bejana ini menyebabkan adanya tekanan.Volume dari molekul-molekul sangatlah kecil bila dibandingkan dengan volume yang teramati oleh gas tersebut sehingga sebenarnya banyak ruangan kososng antara molekul yang menyebabkan gas mempunyai rapat yang kecil daripada zat cair maupun zat padat. Hal ini menyebabkan gas bersifat kompresibel. 

I.2 Tujuan

     Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari hubungan tekanan dan volume gas terhadap suhu yang konstan.

I.3 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi pada percobaan ini, yaitu bagaimana perbandingan perubahan tekanan yang terjadi pada (2) persamaan yang ada. Dan bagaimana juga hubungan antara perubaan tekanan dengan perubahan volume.

I.4 Sistematika Laporan

     Dalam laporan ini disusun dengan menggunakan sistematika sebagai berikut : Pertama adalah  Bab I yang merupakan pendahuluan yang terdiri atas atas belakang percobaan , Tujuan dilakukan percobaan dan Permasalahan yang dihadapi dalam percobaan ini serta Sitematika laporan ini. Bab II berisi dasar teori dari percobaan yang dilakukan. Bab III, berisi peralatan yang digunakan dan cara kerja percobaan ini(metode percobaan). Bab IV , merupakan analisa data dan pembahasan dari hasil percobaan  yang telah dilakukan. Bab V, merupakan kesimpulan akhir dari percobaan yang telah dilakukan.





BAB II
DASAR TEORI

Robert Boyle menyatakan tentang sifat gas bahwa massa  gas (jumlah mol)  dan temperatur suatu gas dijaga konstan, sementara volume gas diubah ternyata tekanan yang dikeluarkan gas juga berubah sedemikian hingga perkalian antara tekanan (P) dan volume (V) , selalu mendekati konstan. Dengan demikian suatu kondisi bahwa gas tersebut adalah gas sempurna (ideal).
Kemudian hukum ini dikenal dengan Hukum Boyle dengan persamaan :
RUMUS     :
 P1V1 = selalu konstan

Atau , jika P1 dan V1 adalah tekanan awal dan volume awal,sedangkan P2 dan V2 adalah tekanan dan volume akhir, maka :
RUMUS     :
  P1.V1 = P2.V2 = konstan

     Dengan gabungan dari hukum Boyle dan Gay Lussac, maka dengan keadaan massa gas konstan, berlaku :
RUMUS     :
                                 =konstan

Dimana P1,V1 dan T1 adalah tekanan, volume dan temperatur pada keadaan awal dan P2, V2 dan T2 adalah tekanan, volume dan temperatur pada gas dimana sistem pada keadaan akhir.
     Syarat berlakunya hukum Boyle adalah bila gas berada dalam keadaan ideal (gas sempurna), yaitu gas yang terdiri dari satu atau lebih atom-atom dan dianggap identik satu sama lain. Setiap molekul tersebut tersebut bergerak swcara acak, bebas dan merata serta memenuhi persamaan gerak Newton. Yang dimaksud gas sempurna (ideal) dapat didefinisikan bahwa gas yang perbangdingannya PV/nT nya dapat idefinisikan sama dengan R pada setiap besar tekanan. Dengan kata lain, gas sempurna pada tiap besar tekanan bertabiat sama seperti gas sejati pada tekanan rendah.
Persaman gas sempurna :
P.V = n.R.T
Keterangan :  P : tekanan gas
              V : volume gas
              n : jumlah mol gas
              T : temperatur mutlak ( Kelvin)
R : konstanta gas universal    
   (0,082liter.atm.mol-1.K-1)
     Ada beberapa proses yang dapat terjadi pada gas, yaitu:
1. Proses Isothermis
adalah proses perubahan keadaan gas pada suhu konstan.
            
             P2

P =
 


 
 



       P1

 

 
           
              V1             V2                
                        Grafik 1 : Grafik Isothermis
2. Proses Isobaris
     adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan konstan.
     


 
                P



                     
             V1               V2

Grafik 2 : Grafik Isobarik

3. Proses Isokhoris
adalah proses perubahan keadaan gas pada volume konstan.
 


         P1


 
 



                 P2
 


                            V
Grafik 3 : Grafik Isokhoris
4. Proses Adiabatis
adalah proses perubahan keadaan gas pada saat tidak ada kalor/panas yang 
keluar masuk sistem.
              
                  P2


                  P1
 


                            V1                V2
Garfik 4 : Grafik Adiabatik


BAB III

PERALATAN DAN CARA KERJA

III.1 Peralatan
          Peralatan yang akan dipergunakan pada percobaan ini adalah peralatan Hukum Boyle dengan diameter 8 mm satu set.

III.4 Cara Kerja
      Dalam melaksanakan percobaan ini, diperlukan beberapa langkah agar percobaan ini dapat dilaksanakan.
1. Merangkai alat untuk melakukan percobaan seperti pada gambar.1.
2. Mengatur tinggi permukaan air raksa pada kolom kiri dan kanan sama, kemudian tutup keran sampai rapat. Mencatat Volume udara pada kolom kiri dan tekanan yang sama dengan udara luar.
3. Mengubah tekanan udara kolom kiri dengan menaikan kolom kanan.
4. Mencatat volumeudara pada kolom kiri dan mencatat perbedaan tinggi air raksa pada kolom kanan.
5. Mengulangi serangkaian percobaan diatas sebanyak 10 kali.


 


                                   
 


 P1                   V1                                                P2                V2                h   
 





Gambar 1 : Gambar Rangkaian Percobaan

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisa data
     Percobaan untuk menentukan besarnya tekanan gas / udara pada kolom raksa dengan menggunakan Hukum Boyle dan Paradoks Hidrostatik yakni tekanan akhir setelah kolom sebelah kanan dinaikkan (P2). Sekaligus membandingkan hasilnya.
Percobaan I    
No
V11 (cm3)
V21(cm3)
Dh (cm)
Dh - Dh
(Dh-Dh)2
1
30
44
3,2
-5,1
26,01
2
30
43
6,3
-2
4
3
30
42
8,8
0,5
0,25
4
30
41
10,8
2,5
6,25
5
30
40
12,4
4,1
16,81

Dh = 8,3

Ã¥ = 53,32

                                    Tabel 1 : Tabel Percobaan I
Ralat h untuk percobaan 1 :
Ralat Mutlak  = ( Ã¥ ((Dh-Dh)2 )1/2    =      7,30    =  1,632
                           ( n ( n –1 ) )1/2                   4,472
Ralat Nisbi     =  Ralat Mutlak    X  100 %  =  19,6  %
                                   Dh
Keseksamaan  = 100 % - 19,6 %  = 80,4 %
Besarnya h1 adalah ( 8,3 + 1,632 ) cm

Percobaan II   
No
V12 (cm3)
V22(cm3)
Dh (cm)
Dh - Dh
(Dh-Dh)2
1
35
34
3
-4,9
24,01
2
35
33
5
-2,9
8,41
3
35
32
8
0,1
0,01
4
35
31
10
2,1
4,41
5
35
30
13,5
5,6
31,36

Dh = 7,9

Ã¥ = 68,2

                                    Tabel 1 : Tabel Percobaan II
Ralat h untuk percobaan 2 :
Ralat Mutlak  = ( Ã¥ ((Dh-Dh)2 )1/2    =      8,26    =  1,847
                           ( n ( n –1 ) )1/2                   4,472
Ralat Nisbi     =  Ralat Mutlak    X  100 %  =  23,37  %
                                   Dh
Keseksamaan  = 100 % - 23,37 %  = 76,63 %
Besarnya h2 adalah ( 7,9 + 1,847 ) cm

Percobaan III   
No
V13 (cm3)
V23(cm3)
Dh (cm)
Dh - Dh
(Dh-Dh)2
1
40
39
1,5
-5,14
26,42
2
40
38
3,3
-3,34
11,16
3
40
37
7,2
0,56
0,31
4
40
36
9,8
3,16
9,99
5
40
35
11,4
4,76
22,65

Dh = 6,64

Ã¥ = 74,53

                                    Tabel 1 : Tabel Percobaan III
Ralat h untuk percobaan 3 :
Ralat Mutlak  = ( Ã¥ ((Dh-Dh)2 )1/2    =      8,63    =  1,93
                           ( n ( n –1 ) )1/2                   4,472
Ralat Nisbi     =  Ralat Mutlak    X  100 %  =  29,07  %
                                   Dh
Keseksamaan  = 100 % - 19,6 %  = 70,93  %
Besarnya h3 adalah ( 6,64 + 1,93 ) cm

No
V21 (cm3)
V21-V21
(V21-V21)2
1
44
2
4
2
43
1
1
3
42
0
0
4
41
-1
1
5
40
-2
4

V21 = 42

Ã¥ = 10
Tabel Ralat V21 pd percobaan I


Untuk V21 besarnya :
Ralat Mutlak  = ( Ã¥ ((V21-V21)2)1/2    =    3,16    =  0,707
                           ( n ( n –1 ) )1/2                   4,472
Ralat Nisbi     =  Ralat Mutlak    X  100 %  =  1,68  %
                                   Dh
Keseksamaan  = 100 % - 1,68 %  = 98,32 %
Besarnya V21 adalah ( 42 + 0,707 ) cm

No
V22 (cm3)
V22-V22
(V22 -V22)2
1
34
2
4
2
33
1
1
3
32
0
0
4
31
-1
1
5
30
-2
4

V22 = 32

Ã¥ = 10
Tabel Ralat V22 pd percobaan II
Untuk V22 besarnya :
Ralat Mutlak  = ( Ã¥ ((V21-V21)2)1/2    =    3,16    =  0,707
                           ( n ( n –1 ) )1/2                   4,472
Ralat Nisbi     =  Ralat Mutlak    X  100 %  =  1,68  %
                                   Dh
Keseksamaan  = 100 % - 1,68 %  = 98,32 %
Besarnya V22 adalah ( 32 + 0,707 ) cm

No
V23 (cm3)
V23  - V23
(V23-V23)2
1
39
2
4
2
38
1
1
3
37
0
0
4
36
-1
1
5
35
-2
4

V23 = 37

Ã¥ = 10
Tabel Ralat V23 pd percobaan III
Untuk V22 besarnya :
Ralat Mutlak  = ( Ã¥ ((V21-V21)2)1/2    =    3,16    =  0,707
                           ( n ( n –1 ) )1/2                   4,472
Ralat Nisbi     =  Ralat Mutlak    X  100 %  =  1,68  %
                                   Dh
Keseksamaan  = 100 % - 1,68 %  = 98,32 %
Besarnya V23 adalah ( 37 + 0,707 ) cm



IV.2 Pembahasan
            Dalam melakukan perhitungan diatas kami menggunakan dua cara untuk mendapatkan besarnya nilai P2 , yaitu :
P1 . h1 = P2 . h2 , dimana :
                     P1 : Tekanan udara luar (76 cmHg)
                     h1 : Tinggi awal kolom kiri
                     P2 : Tekanan udara pada pipa 2
                     h2 : Tinggi akhir kolom kiri (setelah kran dibuka) 

P2 = P1 + r.g.Dh , dimana :
                     P2 : Tekanan udara pada pipa 2
                     P1 : Tekanan udara luar (76 cmHg)
                      r : Massa jenis air raksa (13,6gr/cm3)
          g : gaya gravitasi (10 m/s2) .
                    Dh : Beda tinggi permukaan air raksa pada kedua pipa.

Dari perhitungan nilai-nilai  yang diperoleh dari percobaan ,ternyata terdapat perbedaan nilai P2 apabila dihitung dengan menggunakan Persamaan Hidrostatik  dan persamaan Boyle. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh kurang telitinya praktikan dalam mengukur tinggi kolom tabung air raksa (h1, h2, dan Dh) yang sangat kecil, kurang baiknya peralatan yang dipergunakan, Tetapi secara umum perbedaan hasil yang telah diperoleh dari kedua cara tersebut tidaklah jauh menyimpang satu sama lain. Dari analisa yang telah kita dilakukan diatas terlihat bahwa :
1. Tekanan dipengaruhi oleh volume serta suhu.
2. Volume berbanding terbalik dengan tekanan.
Hal ini sesuai dengan Hukum Boyle “ Jika Temperatur gas yang berada dalam bejana tertutup dijaga tetap (konstan), maka tekanan gas akan berbanding terbalik dengan volumenya”
           
          P V = konstan
       P1 V1 = P2  V2


No.
P21 ( cmHg)
1
77,7
2
79,5
3
81,4
4
83,4
5
85,5

P21 = 81,5
Tabel perhitungan P21

P21 =  P1    X   V11    X   DV21   =  76  X  30  X   0,707   =  38,38

                  V21                                                 42
Harga dari P21 adalah ( 81,5 + 3,838 ) cmHg
No.
P22 ( cmHg)
1
 78,23
2
80,6
3
83,13
4
85,8
5
88,6

P22 = 83,27
Tabel perhitungan P22

P22 =  P1    X   V21    X   DV22   =  76  X  35  X   0,707   =  50,82

                  V22                                                 37
Harga dari P22 adalah ( 83,27  +  5,082 ) cmHg
No.
P23 ( cmHg)
1
77,95
2
80
3
82,16
4
84,44
5
86,86

P23 = 82,28
Tabel perhitungan P23

P23 =  P1    X   V21    X   DV23   =  76  X  40  X   0,707   =  51,17

                  V23                                                 42
Harga dari P23 adalah ( 82,28   +  5,117 ) cmHg
No
P21
P21 – P21
(P21 – P21)2
1
79,2
-5,1
26,01
2
82,3
-2
4
3
84,8
0,5
0,25
4
86,8
2,5
6,25
5
88,4
4,1
16,81

P21 =  84,3

Ã¥  =  53,32

Untuk P21 :
Ralat Mutlak   = (Ã¥(P21 – P21)2)1/2   =   7,302   = 1,632
                              ( n ( n - 1) )1/2         4,472

Ralat Nisbi      = Ralat Mutlak  =  1,632  * 100 %     = 1,93  %

                                     P21                      84,3

Keseksamaan  = 100 % - 1,93 %        = 88,07 %

Jadi besarnya P21 adalah : ( 84,3 + 1,632 ) cmHg

No
P22
P22– P22
(P22 – P22)2
1
79
-4,4
19,36
2
81
-2,4
5,76
3
84
0,6
0,36
4
86
2,6
6,76
5
89,5
6,1
37,21

P22=  83,4

Ã¥  =  69,45

Untuk P22 :
Ralat Mutlak   = (Ã¥(P22 – P22)2)1/2   =   8,33   = 1,86
                              ( n ( n - 1) )1/2         4,472

Ralat Nisbi      = Ralat Mutlak  =  1,86  * 100 %       = 2,23  %

                                     P21                      83,4

Keseksamaan  = 100 % - 2,23 %        = 97,77  %

Jadi besarnya P22 adalah : ( 83,4 + 1,86 ) cmHg

 

No
P23
P23– P23
(P23 – P23)2
1
77,5
- 5,32
28,3
2
79,3
- 3,52
12,39
3
83,2
0,38
0,144
4
86,8
3,98
15,84
5
87,4
4,58
20,97

P23= 82,82  

Ã¥  =  77,64 

Untuk P23 :
Ralat Mutlak   = (Ã¥(P23 – P23)2)1/2   =   8,812   = 1,97
                              ( n ( n - 1) )1/2         4,472

Ralat Nisbi      = Ralat Mutlak  =  1,97  * 100 %       = 2,379  %

                                     P21                      82,82

Keseksamaan  = 100 % - 2,379 %      = 97,621  %

Jadi besarnya P23 adalah : ( 82,82 + 1,97 ) cmHg
Hubungan antara p dan V dapat dinyatakan dengan cara regresi linier :
Persamaan regresi linier : Y = AX + B
Dalam hal ini,  Y = p dan X = ( 1/ V )
Dimana, p = p2 – p2 dan V = V2 – V1

Regresi Liniernya :

no
X
Y
X.Y
X2
1
-3,7
4,14
-15,32
13,69
2
-1,29
6,34
-8,18
1,66
3
-1,3
6,4
-8,32
1,69

Ã¥ X = -6,29
Ã¥ = 16,88
Ã¥ = -31,82
Ã¥ = 17,04

A = n. Ã¥ (X.Y) - Ã¥X. Ã¥Y    =  -7,28

               n. Ã¥2  - Ã¥X2

B  = Ã¥ Y – A. Ã¥X   =   -5,78

                            n

Jadi persamaan regresi linier : =y = -7,28X – 5,78

 



Grafik

Y = -7,28 X – 5,78


 




 
 









BAB V

KESIMPULAN


     Dari analisa data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan, sebagai berikut :
Percobaan 1 :
Harga dari P21 adalah ( 81,5 + 3,838 ) cmHg
Jadi besarnya P21 adalah : ( 84,3 + 1,632 ) cmHg

Percobaan 2 :
Jadi besarnya P22 adalah : ( 83,4 + 1,86 ) cmHg
Harga dari P22 adalah ( 83,27  +  5,082 ) cmHg

Percobaan 3 :
Harga dari P23 adalah ( 82,28   +  5,117 ) cmHg
Jadi besarnya P23 adalah : ( 82,82 + 1,97 ) cmHg



DAFTAR PUSTAKA


1. Sears,Zemansky; Fisika untuk Universitas 1.Jilid 1;Bina Cipta;Jakarta;1994.
2. Halliday Resnick; Fisika Dasar 1;Erlangga;Jakarta;1977
3. Dosen-Dosen Fisika; Fisika I; ITS; Surabaya; 1996





0 comments:

Post a Comment

SIlahkan berkomentar, mari berdiskusi. Untuk bantuan atau permintaan bisa email kami. Semoga bermanfaat :)