Friday, May 5, 2017
On May 05, 2017 by Auli in lapres No comments
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Kamera, mikroskop, teropong, teleskop, lup, dan lainnya
merupakan peralatan optik yang dari tahun ke tahun semakin canggih dan
alat-alat tersebut sudah tidak asing bagi kita. Kesemua alat tesebut
menggunakan lensa yaitu zat optis yang dibatasi oleh dua permukaan lengkung
atau salah satu permukaannya datar.
Untuk mendapatkan hasil bayangan yang kita harapkan, kita
harus mengetahui segala sesuatu mengenai lensa, seperti fokus dari lensa yang
digunakan, jari-jari kelengkunagn bidang lensa, bentuk (jenis) lensa, indeks
bias lensa dan lain-lain. Karena lensa
adalah salah satu bagian terpenting dalam optik, maka perlu dikaji. Untuk
itulah percobaan ini dilakukan.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
a. Menentukan jarak titik api lensa.
b. Menentukan jari-jari kelengkungan bidang lensa.
c. Menentukan
indeks bias lensa dan zat cair.
I.3
Permasalahan
Permasalahan yang akan dipecahkan dalam percobaan ini
adalah :
a. Bagaimana
menentukan jarak titik api lensa.
b. Bagaimana
menghitung jari-jari kelengkungan kedua
bidang
setiap lensa.
c. Bagaimana
menghitung indeks bias lensa
d. Bagaimana
menghitung indeks bias air
e. Menarik
kesimpulan dari percobaan yang telah
dilakukan
I.4
Sistematika Laporan
Laporan
ini disusun dengan menggunakan sistematika laporan sebagai berikut : Bab I
yaitu Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan percobaan,
permasalahan, dan sistematika laporan. Bab II Dasar teori yang menjadi dasar
atas dilaksanakannya percobaan ini, Bab III Peralatan dan Cara kerja. Bab IV
berisi Analisa data dan Pembahasan. Dan Bab V Kesimpulan dari serangkaian
percobaan yang kami laksanakan.
BAB II
DASAR TEORI
Cermin Datar
Ada
tiga macam bentuk cermin, yaitu :
a.
Cermin datar
b.
Cermin cekung
c.
Cermin cembung
Cermin datar merupakan cermin yang tidak memiliki
jari-jari kelengkungan. Sifat bayangan yang dibentuk olehnya adalah :
1.
Maya
2.
Sama besar dengan
bendanya
3.
Tegak dan
menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.
4.
Jarak benda
terhadap cermin sama dengan jarak bayangan terhadap cermin.
Bayangan yang dibentuk pada cermin datar adalah maya,
yaitu bayangan yang terjadi karena pertemuan perpanjangan sinar-sinar cahaya.
Sinar cahaya adalah sinar yang terdapat di depan cermin sedangkan perpanjangan
sinar cahaya yang dimaksud adalah menuju bagian belakang cermin. Pada cermin
lengkung (cekung dan cembung ) ada bayangan yang sifatnya nyata, yaitu bayangan
yang terjadi karena pertemuan langsung sinar-sinar cahaya (bukan perpanjangan)
dan dapat ditangkap oleh layar. Pembentukan bayangan pada cermin datar dapat
dilukiskan sebagai berikut :
1.
lukis sinar
pertama yang datang dari benda menuju cermin dan pantulkan ke mata sesuai hukum
pemantulan yaitu sudut datang = sudut pantul.
2.
lukis sinar kedua
yang datang dari benda menuju ke cermin dan dipantulkan ke mata sesuai hukum
pemantulan.
3.
perpanjangan sinar
pantul pertama dan sinar pantul kedua di belakang cermin akan berpotongan dan merupakan bayangan.
Gambar 1. Pembentukan bayangan pada cermin datar.
II.2 Lensa
Ada dua
jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (konveks)
bagian tengahnya lebih tebal,mengumpulkan sinar (konvergen), memiliki tiga
golongan yaitu cembung ganda (bikonveks), cembung datar (plankonveks), cembung
cekung (konkaf-konveks). Pada lensa cekung (konkaf) yang bersifat memencarkan
sinar (divergen) memiliki tiga golongan, yaitu bikonkaf, plankonkaf, dan
konkaf-konveks.
bikonveks plankonveks konkaf-konveks bikonkaf plankonkaf konveks-konkaf
Gambar 2. Jenis
lensa
Tiga sinar istimewa pada lensa cembung :
1.
Sinar datang
sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif f1.
2.
Sinar datang
melalui titik fokus pasif f2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa
membias.
f2 O f1
Gambar 3.
Pembentukan bayangan pada lensa cembung
Bayangan yang dibentuk pada lensa cembung tergantung dari
letak benda tersebut.
Ada beberapa kemungkinan sifat bayangan pada lensa cembung diantaranya :
1.
Benda terletak
antara O dan f2 bayangan yang dibentuk bersifat maya tegak diperbesar.
2.
Benda terletak di
R1 bayangan yang dibentuk bersifat nyata, terbalik dan sama besar.
3.
Benda terletak di
f1 bayangan di tak terhingga (sinar bia sejajar).
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung :
1.
Sinar datang
sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan dari titik fokus aktif f1.
2.
Sinar datang
seolah-olah menuju ke titik fokus pasif f2 dibiaskan sejajar sumbu
utama.
3.
Sinar datang
melalui pusat optik O diteruskan tanpa membias.
f1 f2
Gambar 4.
Pembentukan bayangan pada lensa cekung
Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung bersifat maya,
tegak, dan diperkecil.
Pada lensa berlaku persamaan-persamaan :
dengan s : jarak benda ke lensa
s’ : jarak
bayangan ke lensa
f :
fokus lensa
Apabila n adalah indeks bias lensa dan R1, R2
jari-jari kedua bidang lensa maka :
II.3. Pembiasan
Cahaya
a. Hukum I
Pembiasan
Menyatakan bahwa “sinar datang (i), sinar bias (r) , dan
garis normal terletak pada satu bidang datar ”.
qi
medium 1
medium 2
qr
Gambar 5.
Pembiasan
b. Indeks bias
mutlak
Sekitar tahun
1591-1626, Snellius, ahli matematika dari Belanda menemukan persamaan untuk
indeks bias mutlak n dari vakum (udara) menuju ke suatu medium tertentu,
yaitu :
n : indek bias
v : kecepatan cahaya dalam medium
c : kecepatan cahaya dalam vakum
Maka indeks bias mutlak dapat dipandang sebagai suatu
ukuran kemampuan medium itu untuk membelokkan cahaya. Semakin besar indeks bias
suatu medium, maka semakin kuat membelokkan cahaya.
c. Indeks bias
relatif
Apabila cahaya datang dari gelas menuju air dianggap ada
lapisan udara di antaranya,sehingga berlaku persamaan :
n1 sin qi = n2 sin qr
dimana : n1 :
indeks bias medium 1
qi : sudut datang medium 1
n2 :
indeks bias medium 2
qr : sudut bias medium 2
BAB III
PERALATAN
DAN CARA KERJA
III.1 Peralatan
Peralatan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah :
1.
Lensa bikonveks 1
buah
2.
Cermin datar 1
buah
3.
Jarum berbentuk
garpu 1 buah
4.
Statis 1 buah
5.
Air
III.2 Cara Kerja
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1.
Menyusun peralatan
seperti pada gambar 6.
2.
Meletakkan ujung
jarum pada sumbu optis lensa.
3.
Meletakkan mata
pada sumbu optis lensa dan menggeser jarum sehingga ujung jarum berimpit dengan
bayangannya. Kemudian mencatat jarak antara ujung jarum dengan lensa. Hal ini
dilakukan sebanyak 5 kali.
4.
Membalik lensa dan
mengerjakan langkah 1-3 (dibedakan antara bidang atas dan bidang bawah).
5.
Mengulangi langkah
1-4 tetapi antara cermin datar dan lensa diberi cairan.
Gambar 6. Susunan peralatan percobaan
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
IV.1 Analisa Data
Ralat
Mutlak :
Ralat Nisbi :
Keseksamaan : K =
100% -I
1. Lensa + cermin
- Sisi atas.
no
|
f1
|
f1-f1rata
|
(f1-f1rata)2
|
1.
|
0,5
|
-0,2
|
0,04
|
2.
|
0,6
|
-0,1
|
0,01
|
3.
|
0,9
|
0,2
|
0,04
|
4.
|
0,7
|
0
|
0
|
5.
|
0,8
|
0,1
|
0,01
|
|
0,7
|
|
0,1
|
Tabel 1. Ralat f1
pada percobaan lensa + cermin
Ralat mutlak (D) : 0,0707
Ralat Nisbi (I)
: 10,1 %
Keseksamaan (K)
: 89,9 %
Jadi harga pengukuran =
(0,7 ± 0,0707) cm
- Sisi bawah
no
|
f1
|
f1-f1rata
|
(f1-f1rata)2
|
1.
|
0,6
|
-0,12
|
0,0144
|
2.
|
0,9
|
0,18
|
0,0324
|
3.
|
0,8
|
0,08
|
0,0064
|
4.
|
0,7
|
0,02
|
0,0004
|
5.
|
0,6
|
-0,12
|
0,0144
|
|
0,72
|
|
0,068
|
Tabel 2. Ralat f2
pada percobaan lensa + cermin
Ralat mutlak (D) : 0,058
Ralat Nisbi (I)
: 8,09%
Keseksamaan (K)
: 91,91%
Jadi harga pengukuran =
(0,72 ± 0,058) cm
2. Lensa
- Sisi atas
no
|
p1
|
p1-p1rata
|
(p1-p1rata)2
|
1.
|
1,4
|
-0,06
|
0,0036
|
2.
|
1,5
|
0,04
|
0,0016
|
3.
|
1,5
|
0,04
|
0,0016
|
4.
|
1,4
|
-0,06
|
0,0036
|
5.
|
1,5
|
0,04
|
0,0016
|
|
1,46
|
|
0,012
|
Tabel 3. Ralat p1
pada percobaan lensa
Ralat mutlak (D) : 0,024
Ralat Nisbi (I)
: 1,6 %
Keseksamaan (K)
: 98,4 %
Jadi harga pengukuran =
(1,46 ±
0,024) cm
- Sisi bawah
no
|
p2
|
p2-p2rata
|
(p2-p2rata)2
|
1.
|
1,7
|
-0,18
|
0,0324
|
2.
|
1,8
|
-0,08
|
0,0064
|
3.
|
2,1
|
0,22
|
0,0484
|
4.
|
2
|
0,12
|
0,0144
|
5.
|
1,8
|
0,08
|
0,0064
|
|
1,88
|
|
0,108
|
Tabel 4. Ralat p2 pada percobaan lensa
Ralat mutlak (D) : 0,073
Ralat Nisbi (I)
: 3,9 %
Keseksamaan (K) :
96,1 %
Jadi harga pengukuran =
(1,88 ± 0,073) cm
3
Lensa + cermin +
cairan
- Sisi atas
No
|
f1
|
f1-f1rata
|
(f1-f1rata)2
|
1.
|
21,5
|
0,24
|
0,0576
|
2.
|
21,6
|
0,34
|
0,1156
|
3.
|
20,8
|
-0,46
|
0,2116
|
4.
|
21,4
|
0,14
|
0,0144
|
5.
|
21
|
-0,26
|
0,0676
|
|
21,26
|
|
0,4668
|
Tabel 5. Ralat f1 pada percobaan lensa +
cermin + air
Ralat mutlak (D) : 0,152
Ralat Nisbi (I) :
0,71 %
Keseksamaan (K)
: 99,29 %
Jadi harga pengukuran =
(21,26 ± 0,152) cm
- Sisi bawah
No
|
f2
|
f2-f2rata
|
(f2-f2rata)2
|
1.
|
21,7
|
0,66
|
0,4356
|
2.
|
20,7
|
-0,34
|
0,1156
|
3.
|
21,2
|
0,16
|
0,0256
|
4.
|
20,4
|
0,36
|
0,1296
|
5.
|
21,2
|
0,16
|
0,0256
|
|
21,04
|
|
0,732
|
Tabel 6. Ralat f2 pada percobaan lensa +
cermin + air
Ralat mutlak (D) : 0,191
Ralat Nisbi (I)
: 0,9%
Keseksamaan (K)
: 99,1 %
Jadi harga pengukuran =
(21,04 ± 0,191) cm
IV.2 Pembahasan
1.
Jari-jari
kelengkungan lensa didapat dengan cara sebagai berikut :
A.
Jari-jari
kelengkungan lensa sisi atas ( R1 )
Untuk
menghitung R1, dicari terlebih dulu f dan p1. Dimana f
didapat dari persamaan sebagai berikut :
f =
= 0,7
+ 0,72
2
= 0,71
* Jadi f = 0,71 cm
Dan jarak lensa- jarum ( p1 ) adalah :
p1
= ( 1,46 ± 0,024 ) cm
Sehingga R1 dihitung dengan
persamaan :
R1
=
R1 = 1,484 . 0,71
1,484 – 0,71
= 1,36
* Jadi didapatkan R1 = 1,36 cm.
B.
Jari-jari kelengkungan lensa sisi bawah ( R2 )
Untuk menghitung R2, dicari terlebih dulu f
dan p2. Dimana f didapatkan :
f = 0,71 cm
Dan jarak lensa-jarum ( p2 ) adalah :
p2 = ( 1,88 ± 0,073) cm
Sehingga R2
didapatkan :
R2
= 1,335
1,17
= 1,14
* Jadi didapatkan R2 = 1,14 cm
2. Indeks bias lensa ( n )
Indek bias lensa didapatkan dengan
persamaan sebagai berikut :
n =
= 0,71
( 1,46 + 1,88 ) – 1,46 . 1,88
0,71 ( 1,46 + 1,88 ) – 2. 1,46 . 1,88
= 0,11
* Jadi didapatkan
indeks bias lensa ( n ) = 0,11
3.
Indeks bias air ( n’ )
Untuk mendapatkan
indek bias air, dicari terlebih dulu f dengan persamaan :
f1’
= ( 21,6 ± 0,04 ) cm
f2’
= ( 21,8 + 0,01 ) cm
f’ =
=
21,26 +
21,04
2
= 21,15
* Jadi f’ = 21,15
cm
Indek bias air didapat dengan persamaan
:
n’ =
n’ = 0,71 ( 21,26 – 21,15 )
21,15( 1,46 – 0,71 )
= 0,005
* Jadi indeks bias air ( n’ ) = 0,005
Dari perhitungan yang telah dilakukan untuk menentukan
fokus , jari-jari kelengkungan lensa, indeks bias lensa , dan indeks bias air
ternyata didapatkan hasil yang berbeda. Kedua sisi lensa mempunyai nilai yang
agak berbeda dari faktor- faktor tersebut. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh
:
a.
Kekurang telitian
praktikan .
b.
Keterbatasan panca
indera dalam menentukan berimpitnya jarum dengan bayangannya di lensa.
c.
Pembulatan dalam
perhitungan.
Untuk indeks bias lensa didapatkan harga n
= 0,11. Sedangkan nilai indeks
bias air yang sebenarnya 1,33 ternyata diperoleh nilai n’ yang tidak mendekati
harga indek bias air yang sesungguhnya, yaitu= 0,005.
Pembentukan Bayangan :
1. Percobaan I (Lensa + Cermin Datar)
f2
f1
2. Percobaan II (Lensa)
f2 R2
R1 f1
3. Percobaan III (Lensa + Cermin Datar
+ Air)
f1
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan serta perhitungan yang telah dilakukan
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Titik api lensa (
f ) = 0,71 cm
2.
Jari-jari
kelengkungan lensa bidang atas (R1) = 1,36cm
3.
Jari-jari
kelengkungan lensa bidang bawah (R2) = 1,14cm
4.
*Indeks bias lensa
( n ) = 0,11
*Indeks bias air ( n’ ) = 0,005
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sears & Zemansky; Fisika untuk Universitas 2; Bina Cipta; Jakarta; 1994.
2.
Halliday, Resnick; Fisika Dasar 2; Erlangga; Jakarta; 1977.
3.
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar; ITS; Surabaya; 1998.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Visit My Channel
Popular Posts
Blog Archive
-
▼
2017
(80)
-
▼
May
(24)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM VISKOSITAS (M4)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GERAK PELURU (M6)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TETAPAN PEGAS (G2)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KECEPATAN SUARA DIUDARA (G1)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PERCEPATAN GRAVITASI BUMI ...
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM INDEK BIAS (O2)
- TUGAS PENDAHULUAN PLAT KAPASITOR (L7)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TERMOKOPEL ( P3 )
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PLAT KAPASITOR (L7)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM VOLTAMETER (L2)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM Hukum Boyle P5
- Laporan Resmi Praktikum Tegangan Permukaan
- tugas pendahuluan Sentrifugal(M10)
- Tugas Pendahuluan Koefesien gesekan dan modulus el...
- Tugas Pendahuluan Momen inersia(M9)
- Tugas pendahuluan Bola jatuh bebas(M3)
- Tugas pendahuluan PENGUKURAN TEGANGAN PERMUKAAN(M7)
- Tugas Pendahuluan Voltameter(L2)
- Tugas Pendahuluan Viscositas Zat Cair(M4)
- Tugas Pendahuluan Panas yang Ditimbulkan Oleh Arus...
- Tugas Pendahuluan POLARIMETER(O3)
- Tugas Pendahuluan Hukum Boyle(P5)
- Tugas pendahuluan Gerak Peluru (M6)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM VOLTAMETER (L2)
-
▼
May
(24)
Totalah
Search This Blog
Pos Terbaruah
Materi Mekanika Fluida Teknik Aliran Invicid Inkompresibel PDF
Materi Mekanika Fluida Teknik Aliran Invicid Inkompresibel PDF Copyright please contact the author
0 comments:
Post a Comment
SIlahkan berkomentar, mari berdiskusi. Untuk bantuan atau permintaan bisa email kami. Semoga bermanfaat :)