Friday, May 5, 2017
On May 05, 2017 by Auli in lapres No comments
ABSTRAK
Elektrokimia mempelajari tentang perubahan energi listrik
menjadi energi kimia didalam sel elektrolisis sebagaimana terjadinya perubahan
energi kim
ia menjadi energi listrik didalam sel galvani atau sel volta. Dalam percobaan ini akan dipelajari tentang elektrolisis yang prosesnya terjadi karena adanya arus yang mengalir dalam larutan, kemudian energi yang dihasilkan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi-reduksi spontan.
ia menjadi energi listrik didalam sel galvani atau sel volta. Dalam percobaan ini akan dipelajari tentang elektrolisis yang prosesnya terjadi karena adanya arus yang mengalir dalam larutan, kemudian energi yang dihasilkan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi-reduksi spontan.
Pada proses elektrolisis ini dipakai larutan elektrolit
sebagai konduktor/penghantar, misalnya asam-basa atau garam karena
larutan-larutan tersebut mengandung ion-ion positif dan negatif dalam
larutannya.
Percobaan ini menggunakan CuSO4 yang bersifat
garam sebagai larutan (mediator), pada katoda dipakai lempeng Cu dan Pb pada anoda.
Dengan mengalirkan sejumlah arus dari sumber tegangan dan ditunggu selama waktu
tertentu maka akan terjadi endapan Cu di katoda yang besarnya dapat kita
hitung. Karena endapan yang terjadi pada katoda adalah Cu maka percobaan ini
dinamakan voltameter tembaga.
Dari data-data yang dihasilkan (seperti waktu, besar
arus, dan selisih berat), kemudian diolah, dapat digunakan untuk mengetahui
banyaknya endapan pada katoda dan menghitung perbandingan arus ampermeter
dengan arus sesungguhnya.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita sering melihat orang menyepuh logam
dengan logam lain. Proses penyepuhan logam yang terjadi dengan perantara suatu
larutan (media) tersebut terjadi karena adanya arus listrik (beda potensial
listrik).
Dari proses penyepuhan itu sendiri kita
dapat mengetahui berapa endapan logam dengan menggunakan sebuah alat yaitu
voltameter. Voltameter ini diberi nama sesuai dengan nama endapan yang terjadi
pada katoda (sebagai indikator) diantaranya adalah voltameter tembaga.
Dengan percobaan ini diharapkan praktikan
mampu lebih memahami rumus-rumus yang telah ada dan berhubungan dengan
voltameter.
1.2 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
keseksamaan dari penunjukkan jarum amperemeter dengan memakai voltameter
tembaga.
1.3 Permasalahan
Permasalahan yang timbul dalam percobaan
ini adalah berapa besar kuat arus sesungguhnya, berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan rumus yang ada. Hasilnya akan dibandingkan dengan angka yang
ditunjukkan oleh jarum amperemeter, sehingga diketahui keseksamaannya.
Grafik yang menggambarkan kuat arus yang
sesungguhnya dengan kuat arus yang terbaca pada amperemeter, akan digambarkan
pula. Selanjutnya, akan dibahas kesimpulan dari percobaan ini dan apakah telah
sesuai dengan teorii dasar atau tidak.
1.4 Sistematika
Laporan
Laporan ini secara garis besar terdiri
atas lima bab. Berikut ini rinciannya :
a.
cover
b.
abstrak
c.
daftar isi
d.
daftar tabel
e.
daftar gambar
f.
daftar grafik
g.
bab I (Pendahuluan)
h.
bab II (Dasar Teori)
i.
bab III (Peralatan dan Cara Kerja)
j.
bab IV (Analisa Data dan
Pembahasan)
k.
bab V ( Kesimpulan )
l.
daftar pustaka
m. laporan
sementara
BAB II
DASAR TEORI
Metal/logam dapat bertindak sebagai
konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron pada
strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik.
Pada larutan elektrolit yang ada
kecenderungan sebagai konduksi listrik, dalam peristiwa ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Larutan elektrolit sebagai
konduktor
Jika
kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada
larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak
ke elektrode negatif, sebaliknya ion-ion negatif akan bergerak kearah elektrode
positif. Pergerakan-pergerakan muatan ion dalam larutan akan membawa energi
listrik. Kondisi demikian ini disebut elektrolitik. Apabila ion-ion dalam
larutan terkontak dengan elektrode maka reaksi kimia akan terjadi. Pada katode
akan mengalami reduksi dan pada anoda akan mengalami oksidasi.
Sifat hantaran listrik zat cair dapat
dibedakan
1.
Isolator, misal : air murni,
minyak, dll.
2.
Larutan ion, misal :
a.
mengalami perubahan kimia, misal :
asam-basa, garam.
b.
tidak mengalami perubahan kimia,
misal : air raksa, logam cair.
Sesuai dengan tujuan percobaan ini, maka
untukmenghitung arus, diperlukan endapan logam di katoda. Maka, akan ditinjau
aspek kuantitatif pada elektrolisis ini dengan mengggunakan hukum Faraday,
yaitu :
“ Dalam elektrolisis, lewatnya 1
Faraday pada rangkaian menyebabakan oksidasi satu bobot ekivalen suatu zat pada
satu elektrode dan reduksi satu bobot ekivalen pada elektrode yang lain.”
Dan
dinyatakan dalam rumus :
G = a . i . t
Dimana
: G = jumlah endapan logam (gr)
a = ekivalen elektrokimia (gr/coloumb)
i = arus (Ampere)
t = waktu (detik)
Dengan
“i . t” adalah jumlah arus yang akan disuplai, secara kuantitatif dinyatakan
sebagai 1 Faraday, sehingga sesuai pula dengan kuantitas satuan standar
kelistrikan yang menyatakan banyaknya elektron yang melewati elektrolit adalah
coloumb maka :
1 Faraday = 1 mol elektron = 96500
Coloumb
Sehingga
rumus diatas menjadi :
G =
a . i . t
96500
Karena larutan yang dipakai adalah dalam
percobaan adalah CuSO4, maka reaksi kimia yang terjadi bila terdapat
arus listrik adalah :
CuSO4 > 2 Cu++
+ SO42-
Pada anoda : SO42- > 2 e + SO4
Pada katoda: Cu2+ + 2e > Cu
Artinya
Cu2+ dari larutan garam bergerak menuju katoda dan anoda kehilangan
Cu2+ yang dipakai untuk menetralkan SO42- .
Sesuai dengan reaksi diatas, dan definisi
ekivalensi elektrokimia, yaitu bobot zat yang diperlukan untuk memperoleh atau
melepaskan 1 mol elektron, maka harga elektrovalensi kimia untuk Cu dapat
ditentukan sebagai berikut:
Dari
hukum Faraday, rumus untuk “a” adalah :
a = G / (i . t) ; dimana i . t adalah 1 Faraday
maka:
a = G / 1 Faraday = G / (96500
C)
Karena
1 mol Cu (63,5) gr menghasilkan 2 mol elektron, maka hanya diperlukan 0,5 mol
Cu (63,5/2) gr untuk menghasilkan 1 mol elektron. Sehingga harga “a” untuk Cu
dapat dicari :
a = G
gr = 0,3294 mg / C
2 . 96500 C
Setelah
harga “a” diketahui maka harga i ditentukan berdasar persamaan :
i = G / (a . t)
= G / (0,3294 . t), dengan : G = dalam miligram
a = dalam
miligram/C
t = dalam
detik
i = dalam
ampere
Dengan persamaan tersebut, akan dapat
dihitung besarnya “i” sesungguhnya yang
nantinya akan dibandingkan dengan angka “i” pada amperemeter. Dengan demikian,
besarnya keseksamaan dari penunjukkan jarum amperemeter dengan voltameter
tembaga dapat diperhitungkan dengan ralat perhitungan.
Rangkaian arus listrik yang digunakan
pada percobaan voltameter tembaga adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Rangkaian percobaan voltameter tembaga
BAB III
PERALATAN
DAN CARA KERJA
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan
ini adalah :
1.
Voltameter tembaga dengan
perlengkapannya 1 set
2.
Amperemeter 1 buah
3.
Timbangan analisa 1 set
4.
Tahanan geser 1 buah
5.
Tahanan variabel 10x10 1 buah (Rv)
6.
Sumber tegangan DC 1 buah (adaptor)
7.
Stopwatch
8.
Kompor listrik
3.2 Cara Kerja
1.
Menghitung arus maksimum, dengan
mengukur luas permukaan katoda bila kepadatan arus 0,01-0,02 A/cm2 .
2.
Membersihkan elektroda dengan
kertas gosok, mengukur massa elektroda dengan neraca analitis.
3.
Membuat rangkaian seperti gambar
2.2, menggunakan i tertentu dengan mengatur Rv. Mencatat harga amperemeter dan
mengusahakan harga i tetap dengan mengatur Rg.
4.
Setelah 10 menit, aliran listrik
diputus lalu elektroda dikeringkan dengan kompor listrik. Elektroda yang telah
kering ditimbang, selisih berat antara berat setelah dikeringkan dengan berat
awal adalah berat endapan yang dicari.
5.
Ulangi langkah 2-4 sebanyak 2 kali
dengan selang waktu yang sama
6.
Ulangi langkah 2-5 untuk arus yang
berbeda-beda.
BAB IV
ANALISA
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa
Data
Dari data - data hasil percobaan maka
dibuatlah analisa data sebagai berikut :
Tabel 4.1
Ia
(amperemeter) = 0,03 A
No
|
M awal
(gr)
|
M akhir (gr)
|
t (detik)
|
D M
|
D M-M’
|
( DM-M’)2
|
1
2
3
|
96,8
97,5
97,3
|
97,9
98,0
98,1
|
300
300
300
|
1,1
0,5
0,8
|
0,3
-0,3
0
|
0,09
0,09
0
|
M’= 0,8 S (DM-M’)2= 0,18
Ralat mutlak : Ö S (DM-M’)2 = 0,18
= 0,03
n (n-1) 6
Ralat
Nisbi : I = 0,03x
100% = 3,75%
0,8
Keseksamaan
: 100% - 3,75% = 96,25%
Massa
yang terendap : (0,8 + 0,03) gram
Tabel 4.2
Ia
(amperemeter) = 0,04
No
|
M awal (gr)
|
M akhir (gr)
|
t (detik)
|
D M
|
D M-M’
|
( DM-M’)2
|
1
2
|
98,4
105,5
|
105,9
112,2
|
300
300
|
7,5
6,7
|
3,25
2,45
|
10,6
6,0
|
M’= 4,25
S (DM-M’)2= 16,6
Ralat mutlak : Ö = S(M-M’) = 16,6 =
8,3
n ( n-1) 2
Ralat
Nisbi :
8,3/4,25 x 100% = 1,95%
Keseksamaan
: 100% - 1,95% = 98,05%
Massa
yang terendap : (4,25 + 8,3) gram
4.2 Pembahasan
1.
Menghitung arus yang sebenarnya (
Is ) berdasar :
a.
tabel 4.1
G =
0,53 gr = 530 mgr ; a = 0,3294 mgr/C ; t = 300 detik
i =
G / (a . t)
= 530 / (0,3294 . 300) = 2,7 A
Maka :
Ia berbanding Is = 0,5 : 2,7 = 1: 5,4
b.
tabel 4.2
G =
0,325 gr = 325 mgr ; a = 0,3294 mgr/C ; t = 600 detik
i =
G / (a . t)
= 325 / (0,3294 . 600) = 1,6 A
Maka :
Ia berbanding Is = 0,7 : 1,6 = 1: 2,3
c.
tabel 4.3
G =
0,7 gr = 700 mgr ; a = 0,3294 mgr/C ; t = 600 detik
i =
G / (a . t)
= 700 / (0,3294 . 600) = 3,5 A
Maka :
Ia berbanding Is = 0,9 : 3,5 = 1: 3,9
2.
Membuat grafik hubungan antara Ia (absis) dengan Is (ordinat) dg regresi linier
tabel 4.4
No
|
X
|
X2
|
Y
|
XY
|
1
2
3
|
0,5
0,7
0,9
|
0,25
0,49
0,81
|
2,7
1,6
3,5
|
1,35
1,12
3,15
|
SX = 2,1 SX2
=
1,55 SY = 7,8 SXY
= 5,62
Persamaan
: Y = AX + B
A = n SXY - SX . SY = 2 . 5,62 - 2,1 . 7,8 = 3,9
n SX2
- ( SX
)2 2
. 1,55 - 4,41
B = SY - ASX = 7,8
- 3,9 . 2,1 = - 0,2
n 2
Jadi : Y =
3,9X - 0,2
Dari
regresi linier diatas, dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Grafik 4.1 : Hubungan antara Iamperemeter dan Isesungguhnya
Dari analisa diatas, dapat diketahui
bahwa besarnya arus yang terbaca pada amperemeter lebih kecil daripada besarnya
arus sesungguhnya. Hal ini dapat disebabkan karena penggosokan yang kurang
bersih, ketidakstabilan arus listrik
yang karenanya tahanan geser harus selalu diatur agar arus tetap konstan.
Hal - hal lain yang perlu diperhatikan
yang menjadi kendala adalah :
1.
Waktu penekanan tombol stopwatch
dan pemberian arus tidak bersamaan begitu pula saat pengamatan dihentikan.
2.
Katoda dan anoda tidak bersih.
3.
Keakuratan alat ukur (terutama
neraca analitis) dan ketelitian pengukuran oleh praktikan.
4.
Larutan elektrolit dan elektroda
yang dipakai tidak diperhitungkan sebagai suatu hambatan.
BAB
V
KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.
Larutan elektrolit / ion dapat
menghantarkan listrik dengan disertai perubahan kimia.
2.
Besarnya arus yang terbaca oleh amperemeter
selalu lebih kecil daripada besar arus sesungguhnya.
3.
Diketahui perbandingan Ia terhadap
Is
tabel 4.1 è Ia : Is = 1: 5,4 (maksudnya tiap satu satuan arus yang terbaca
pada amperemeter lebih kecil 5,4 kali relatif terhadap arus sebenarnya)
tabel 4.2 è Ia : Is = 1: 2,3 (maksudnya tiap satu satuan arus yang terbaca
pada amperemeter lebih kecil 2,3 kali relatif terhadap arus sebenarnya)
tabel 4.3 è Ia : Is = 1: 3,9 (maksudnya tiap satu satuan arus yang terbaca
pada amperemeter lebih kecil 3,9 kali relatif terhadap arus sebenarnya)
4.
Persamaan regresi linier yang
merupakan nilai pendekatan dari ketiga perbandingan diatas (point 3) adalah Y =
3,9 X - 0,2. Artinya tiap satu-satuan arus yang terbaca pada amperemeter
sebanding dengan arus sebenarnya sebesar 3,9 kalinya dikurangi 0,2.
5.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sears and Zemansky, “Univercity
Phyisics”, 2nd edition,
Addison - Wesley Publishing Company, Inc., New York, 1982.
2.
Charles W. Keenan, “General College
Chemistry”, 5th edition, Harper and Row, New York, 1976.
3.
Dosen-dosen Fisika, “Fisika”, edisi
kedua, Jurusan Fisika FMIPA - ITS, Surabaya, 1989.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Visit My Channel
Popular Posts
Blog Archive
-
▼
2017
(80)
-
▼
May
(24)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM VISKOSITAS (M4)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GERAK PELURU (M6)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TETAPAN PEGAS (G2)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KECEPATAN SUARA DIUDARA (G1)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PERCEPATAN GRAVITASI BUMI ...
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM INDEK BIAS (O2)
- TUGAS PENDAHULUAN PLAT KAPASITOR (L7)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TERMOKOPEL ( P3 )
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PLAT KAPASITOR (L7)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM VOLTAMETER (L2)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM Hukum Boyle P5
- Laporan Resmi Praktikum Tegangan Permukaan
- tugas pendahuluan Sentrifugal(M10)
- Tugas Pendahuluan Koefesien gesekan dan modulus el...
- Tugas Pendahuluan Momen inersia(M9)
- Tugas pendahuluan Bola jatuh bebas(M3)
- Tugas pendahuluan PENGUKURAN TEGANGAN PERMUKAAN(M7)
- Tugas Pendahuluan Voltameter(L2)
- Tugas Pendahuluan Viscositas Zat Cair(M4)
- Tugas Pendahuluan Panas yang Ditimbulkan Oleh Arus...
- Tugas Pendahuluan POLARIMETER(O3)
- Tugas Pendahuluan Hukum Boyle(P5)
- Tugas pendahuluan Gerak Peluru (M6)
- LAPORAN RESMI PRAKTIKUM VOLTAMETER (L2)
-
▼
May
(24)
Totalah
Search This Blog
Pos Terbaruah
Materi Mekanika Fluida Teknik Aliran Invicid Inkompresibel PDF
Materi Mekanika Fluida Teknik Aliran Invicid Inkompresibel PDF Copyright please contact the author
0 comments:
Post a Comment
SIlahkan berkomentar, mari berdiskusi. Untuk bantuan atau permintaan bisa email kami. Semoga bermanfaat :)